Pendahuluan
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada konsep inti, yaitu : kebutuhan, keinginan dan permintaan; produk, nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan; pasar, pemasaran dan pemasar. Adapun tujuan pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana membuat produknya tersedia. Sedangkan proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran.
Strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran adalah :
faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat, faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya. Sedangkan strategi dan kiat pemasaran dari sudut pendangan penjual (4 P) adalah tempat yang strategis (place), produk yang bermutu (product), harga yang kompetitif (price) dan promosi yang gencar (promotion). Sedangkan dari sudut pandang pelanggan (4 C) adalah kebutuhan dan keinginan pelanggan (customer needs and wants), biaya pelanggan (cost to the customer), kenyamanan (convenience) dan komunikasi (comunication). Tujuan akhir dan konsep, kiat dan strategi pemasaran adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (“total Customer Statisfaction”). Kepuasan pelanggan sepenuhnya bukan berarti memberikan kepada apa yang menurut kita keinginan dari mereka, tetapi apa yang sesungguhnya mereka inginkan serta kapan dan bagaimana mereka inginkan. Atau secara singkat adalah memenuhi kebutuhan pelanggan.
Ada hubungan erat antara mutu suatu produk dengan kepuasan pelanggan serta keuntungan industri. Mutu yang lebih tinggi menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus mendukung harga yang lebih tinggi dan sering juga biaya lebih rendah. Eksekutif puncak masa kini melihat tugas meningkatkan dan mengendalikan mutu produk sebagai prioritas utama, sehingga setiap industri tidak punya pilihan lain kecuali menjalankan manajemen mutu total (“Total Quality Management”).
Konsep Pemasaran
1. Kebutuhan , Keinginan dan Permintaan
Ada perbedaan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan manusia adalah keadaan dimana manusia merasa tidak memiliki kepuasan dasar. Kebutuhan tidak diciptakan oleh masyarakat atau pemasar, namun sudah ada dan terukir dalam hayati kondisi manusia. keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari kebutuhan tersebut. Keinginan manusia dibentuk oleh kekuatan dan institusi sosial. Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan sesuatu yang didukung dengan kemampuan serta kesediaan membelinya.
Keinginan menjadi permintaan bila didukung dengan daya beli. Perbedaan ini bisa menjelaskan bahwa pemasar tidak menciptakan kebutuhan; kebutuhan sudah ada sebelumnya. Pemasar mempengaruhi keinginan dan permintaan dengan membuat suatu produk yang cocok, menarik, terjangkau dan mudah didapatkan oleh pelanggan yang dituju.
2. Produk
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan. Pentingnya suatu produk fisik bukan terletak pada kepelikannya tetapi pada jasa yang dapat diberikannya. Oleh karena itu dalam membuat produk harus memperhatikan produk fisik dan jasa yang diberikan produk tersebut.
3. Nilai, Biaya dan Kepuasan
Nilai adalah perkiraan pelanggan tentang kemampuan total suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap produk memiliki kemampuan berbeda untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tetapi pelanggan akan memilih produk mana yang akan memberi kepuasan total paling tinggi. Nilai setiap produk sebenarnya tergantung dari seberapa jauh produk tersebut dapat mendekati produk ideal, dalam ini termasuk harga.
4. Pertukaran, Transaksi dan Hubungan
Kebutuhan dan keinginan manusia serta nilai suatu produk bagi manusia tidak cukup untuk menjelaskan pemasaran. Pemasaran timbul saat orang memutuskan untuk memenuhi kebutuhan serta keinginannya dengan pertukaran. Pertukaran adalah salah satu cara mendapatkan suatu produk yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya. Pertukaran merupakan proses dan bukan kejadian sesaat. Masing-masing pihak disebut berada dalam suatu pertukaran bila mereka berunding dan mengarah pada suatu persetujuan. Jika persetujuan tercapai maka disebut transaksi. Transaksi merupakan pertukaran nilai antara dua pihak. Untuk kelancaran dari transaksi, maka hubungan yang baik dan saling percaya antara pelanggan, distributor, penyalur dan pemasok akan membangun suatu ikan ekonomi, teknis dan sosial yang kuat dengan mitranya. Sehingga transaksi tidak perlu dinegosiasikan setiap kali, tetapi sudah menjadi hal yang rutin. Hal ini dapat dicapai dengan menjanjikan serta menyerahkan mutu produk, pelayanan dan harga yang wajar secara kesinambungan.
5. Pasar
Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu serta mau dan mampu turut dalam pertukaran untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan itu. Istilah pasar untuk menunjukan pada sejumlah pembeli dan penjual melakukan transaksi pada suatu produk.
6. Pemasaran dan Pemasar
Pemasaran adalah keinginan manusia dalam hubungannya dengan pasar, pemasaran maksudnya bekerja dengan pasar untuk mewujudkan transaksi yang mungkin terjadi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasar adalah orang yang mencari sumberdaya dari orang lain dan mau menawarkan sesuatu yang bernilai untuk itu. Kalau satu pihak lebih aktif mencari pertukaran daripada pihak lain, maka pihak pertama adalah pemasar dan pihak kedua adalah calon pembeli.
Dari konsep inti pemasaran maka, ada lima konsep pemasaran yang mendasari cara organisasi melakukan kegiatan pemasarannya.
A. Konsep Pemasaran Berwawasan Produksi
Konsep ini adalah salah satu konsep tertua, yaitu akan memilih produk yang mudah didapat dan murah harganya. Dalam hal ini memusatkan perhatiannya untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi serta cakupan distribusi yang luas. Konsep ini dapat dijalankan apabila permintaan produk melebihi penawarannya dan dimana biaya produk tersebut sangat tingi. Kelemahan konsep pemasaran ini adalah pelayanan tidak ramah dan buruk.
B. Konsep Pemasaran Berwawasan Produk
Konsep ini berpendapat bahwa pelanggan akan memilih produk yang menawarkan mutu, kinerja terbaik dan inovatif dalam hal ini memuaskan perhatian untuk membuat produk yang lebih baik dan terus menyempurnakannya. Industri yang berwawasan ini cenderung tidak memperhatikan keinginan dan kebutuhan dari pelanggan, sehingga divisi pemasaran akan mengalami kesulitan dalam pemasaran.
C. Konsep Pemasaran Berwawasan Menjual
Konsep ini berpendapat bahwa kalau pelanggan dibiarkan saja, pelanggan tidak akan membeli produk industri dalam jumlah cukup sehingga harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif. Konsep ini beranggapan bahwa pelanggan enggan membeli dan harus didorong supaya membeli. Konsep ini sering digunakan pada “ Produk yang tidak dicari” atau tidak terpikir untuk dibeli serta pada industri yang mengalami kelebihan kapasitas produksi.
D. Konsep Pemasaran Berwawasan Pemasaran
Konsep ini berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan industri terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien daripada saingannya. Konsep berwawasan pemasaran bersandar pada empat pilar utama, yaitu
1. pasar sasaran,
2. kebutuhan pelanggan,
3. pemasaran yang terkoordinir serta
4. euntungan.
Konsep ini telah dinyatakan dalam banyak cara :
• Memenuhi kebutuhan dengan menguntungkan
• Temukan keinginan dan penuhilah
• Cintailah pelanggan bukan produknya
• Dapatkanlah sesuai kesukaan anda
• Berusaha sekuat tenaga memberikan nilai, mutu dan kepuasan tertinggi bagi uang pelanggan.
E. Konsep Pemasaran Berwawasan Bermasyarakat
Konsep ini beranggapan bahwa tugas industri adalah menentukan kebutuhkan, keinginan serta kepentingan pasar sasaran dan memenuhi dengan lebih efektif serta lebih efisien daripada saingannya dengan cara mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan pelanggan dan masyarakat. Konsep pemasaran bermasyarakat meminta pemasar untuk menyeimbangkan tiga faktor dalam menentukan kebijaksanaan pemasaran, yaitu
1. keuntungan industri jangka pendek,
2. kepuasan pelanggan jangka panjang dan
3. kepentingan umum dalam pengambilan keputusan.
Kepuasan Pelanggan Sepenuhnya (Total Customer Satisfaction)
Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan.
Kepuasan pelanggan sepenuhnya dapat dibedakan pada tiga taraf, yaitu:
1. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar pelanggan, contoh : Wiraniaga toko daging A menunjukan jenis daging yang dibutuhkan seseorang pelanggan. Ia menanyakan beberapa kg diperlukan, kemudian ditimbang dan dibungkus.
2. Memenuhi harapan pelanggan dengan cara yang dapat membuat mereka akan kembali lagi. Contoh : Wiraniaga toko daging B menunjukan jenis daging yang dibutuhkan seorang pelanggan. Ia menunjukan jenis daging apa yang diperlukan (disesuaikanCdengan masakannya), yang sudah di “aging” atau tidak (dijelaskan keuntungannya), kemudian di timbang diberi es dan dibungkus.
3. Melakukan lebih daripada apa yang diharapkan pelanggan. Contoh : Wiraniaga toko daging C (selain seperti di toko daging B), juga dijelaskan berbagai hal tentang kualitas daging dan perbedaan dari masing-masing jenis daging, jenis kemasan (vacum atau tidak dan selain itu diberikan alternatif daging dari industri yang lain (setengah atau sudah matang). Setelah itu ditimbang, diberi es , dibungkus dan diserahkan sambil tersenyum serta mengucapkan terima kasih.
Dari ketiga taraf diatas, keberhasilan strategi pemasaran dapat dicapai apabila sudah mencapai ketaraf 3, yaitu yang paling memberikan kepuasan kepada pelanggan.
Setiap orang di Industri mempunyai pelanggan yang harus dipuaskannya. Ini yang pertama-tama harus disadari setiap karyawan. Kepuasan pelanggan relevan untuk kita semua, apapun pekerjaan kita, jadi kepuasan pelanggan bukan semata-mata urusan dan tanggung jawab divisi pemasaran dan pelayanan purna jual. Langkah pertama dalam usaha memuaskan pelanggan adalah menentukan dan mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan pelanggan. Pelanggan yang berbeda dapat pula berlainan kebutuhannya dan juga berbeda perioritasnya, tetapi pada dasarnya kebutuhan-kebutuhan umum hampir sama. Untuk mencapai kepuasan pelanggan dalam konteks industri diperlukan beberapa kondisi dan usaha, antara lain :
(a) filosofi kepuasan pelanggan
(b) mengenal kebutuhan atau harapan pelanggan
(c) membuat standar dan pengukuran kepuasan pelanggan
(d) orientasi karyawan
(e) pelatihan
(f) keterlibatan karyawan dan
(g) pengakuan.
Sedangkan dalam konteks karyawan, ada empat unsur pokok yang harus dimiliki karyawan, yaitu
(a) keterampilan
(b) efisiensi, yaitu target “zero defect” dan tepat waktu “ deadline”
(c) ramah dan
(d) rasa bangga.
Siapa yang Termasuk Pelanggan
Setiap orang adalah pelanggan. Pelanggan adalah setiap orang, unit atau pihak dengan siapa kita bertransaksi, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyediaan produk. Pada dasarnya ada dua jenis pelanggan, yaitu Pelanggan Eksternal dan Pelanggan Internal
Pelanggan Eksternal. Pelanggan eksternal adalah orang diluar industri yang menerima suatu produk (end-user). Pelanggan eksternal setiap industri jelas adalah masyarakat umum yang menerima produk industri tersebut. Beberapa hal yang diperlukan pelanggan eksternal adalah
(a) kesesuaian dengan kebutuhan akan produk
(b) harga yang kompetitif
(c) kualitas dan realibilitas
(d) pengiriman yang tepat waktu dan
(e) pelayanan purna jual.
Pelanggan Internal. Pelanggan internal adalah orang yang melakuakan proses selanjutnya dari suatu pekerjaan (“next process”) Pelanggan internal merupakan seluruh karyawan dari suatu industri. Yang diperlukan pelanggan internal adalah
(a) kerja kelompok dan kerjasama,
(b) struktur dan sistem yang efisien,
(c) pekerjaan yang berkualitas dan
(d) pengiriman yang tepat waktu.
Sumber : http://permanas.wordpress.com/2008/03/05/strategi-pemasaran-dan-pengendalian-mutu-produk/
Kamis, 06 Januari 2011
Daur Hidup Audit Mutu
Bagian I dari ISO 10011 mendeskripsikan pelaksanaan suatu audit. Auditing mencakup aktivitas-aktivitas dari seorang auditor dalam suatu proyek audit, dan bagian tersebut juga melukiskan suatu proses dari langkah-langkah urutan yang teratur secara logis. Akan teteapi selain auditor, atau rim audit klien dan auditee memainkan peranan penting yang juga dicakup oleh standar.
Mengorganisasi Auditing
Inisiasi dari suatu audit dideskripsikan dan dispesifikasi dalam ISO 10011 sebagai berikut:
1. Klien memprakasai audit dan memutuskan ruang lingkup audit serta unsur-unsur sistem mutu yang akan diaudit; audit harus memuaskan kebutuhan klien untuk informasi; standar untuk sistem mutu auditee harus dispesifikasi;
2. Auditor yang memimpin (Lead auditor) membantu klien;
3. auditee harus dihubungi;
4. Bukti objektif yang cukup harus tersedia;
5. Sumber daya yang memadai harus tersedia.
Frekuensi audit ditentukan oleh beberapa faktor dan seharusnya tidak perlu ditetapkan pada interval yang reguler. ISO 10011 menyatakan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Klien menentukan kebutuhan dan persyaratan suatu audit dan dengan demikian frekuensi audit
2. Perubahan yang signifikan yang mempengaruhi mutu dan sistem harus dipertimbangkan
3. Audit Interval dapat dilakukan pada suatu tingkat frekuensi yang reguler
Sumber : Dasar-dasar Audit Manajemen, Amin Widjaja Tungga
Mengorganisasi Auditing
Inisiasi dari suatu audit dideskripsikan dan dispesifikasi dalam ISO 10011 sebagai berikut:
1. Klien memprakasai audit dan memutuskan ruang lingkup audit serta unsur-unsur sistem mutu yang akan diaudit; audit harus memuaskan kebutuhan klien untuk informasi; standar untuk sistem mutu auditee harus dispesifikasi;
2. Auditor yang memimpin (Lead auditor) membantu klien;
3. auditee harus dihubungi;
4. Bukti objektif yang cukup harus tersedia;
5. Sumber daya yang memadai harus tersedia.
Frekuensi audit ditentukan oleh beberapa faktor dan seharusnya tidak perlu ditetapkan pada interval yang reguler. ISO 10011 menyatakan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Klien menentukan kebutuhan dan persyaratan suatu audit dan dengan demikian frekuensi audit
2. Perubahan yang signifikan yang mempengaruhi mutu dan sistem harus dipertimbangkan
3. Audit Interval dapat dilakukan pada suatu tingkat frekuensi yang reguler
Sumber : Dasar-dasar Audit Manajemen, Amin Widjaja Tungga
FUNGSI DAN PENGERTIAN AKUNTANSI BIAYA
A. Pendahuluan
Akuntansi biaya merupakan bagian yang integral dengan financial accounting.
Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat
manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta
menyajikannya informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Biaya (cost) berbeda
dengan beban (expense), cost adalah pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan
untuk memperoleh barang dan jasa, sedangkan beban (expense) adalah expired cost
yaitu pengorbanan yang diperlukan atau dikeluarkan untuk merealisasi hasil, beban
ini dikaitkan dengan revenue pada periode yang berjalan. Pengorbanan yang tidak
ada hubungannya dengan perolehan aktiva, barang atau jasa dan juga tidak ada
hubungannya dengan realisasi hasil penjualan, maka tidak digolongkan sebagai cost
ataupun expense tetapi digolongkan sebagai loss.
B. Manfaat Akuntansi Biaya
Tujuan atau manfaat akuntansi biaya adalah menyediakan salah satu
informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan, yaitu
untuk :
1. Perencanaan dan Pengendalian Laba. Akuntansi biaya menyediakan informasi
atau data biaya masa lalu yang diperlukan untuk menyusun perencanaan, dan
selanjutnya atas dasar perencanaan tersebut, biaya dapat dikendalikan dan
akhirnya pengendalian dapat dipakai sebagai umpan balik untuk perbaikan
dimasa yang akan datang.
2. Penentuan Harga Pokok Produk atau Jasa. Penetapan harga pokok akan dapat
membantu dalam : (a) penilaian persediaan baik persediaan barang jadi maupun
barang dalam proses, (b) penetapan harga jual terutama harga jual yang
didasarkan kontrak, walaupun tidak selamanya penentuan harga jual
berdasarkan harga pokok, (c) penetapan laba.
3. Pengambilan Keputusan oleh Manajemen.
C. Klasifikasi Biaya
Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang digunakan
untuk berbagai tujuan, sehingga penggolongan biaya juga didasarkan atas
disesuaikan dengan tujuan tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menggolongkan biaya diantaranya :
1. Berdasarkan Fungsi Pokok Perusahaan
a. Factory Cost (Biaya Produksi)
1. Biaya Bahan Baku (Direct Material Cost)
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost)
3. Biaya Tidak Langsung (Factory Overhead)
b. Commercial Expense (Operating Expense)
1. Marketing and Selling Expense
2. General & Administration Expense
2. Berdasarkan Periode Akuntansi
a. Capital Expenditure (Pengeluaran Modal). Pengeluaran ini akan memberi
manfaat pada beberapa periode akuntansi. Jenis pengeluaran ini
dikapitalisirdan dicantumkan sebagai harga perolehan. Suatu pengeluaran
dikelompokkan sebagai capital expenditure jika pengeluaran ini memberi
manfaat lebih dari satu periode akuntansi, jumlahnya relatif besar, dan
pengeluaran ini sifatnya tidak rutin.
b. Revenue Expenditure (Pengeluaran Penghasilan). Pengeluaran ini akan
memberi manfaat pada periode akuntansi dimana pengeluaran ini terjadi.
Pengeluaran ini menjadi beban pada periode tersebut, dan dicantumkan
dalam income statement. Suatu pengeluaran dikelompokkan sebagai revenue
expenditure jika pengeluaran tersebut memberi manfaat pada periode
terjadinya pengeluaran tersebut, jumlahnya relatif kecil, dan umumnya
pengeluaran ini sifatnya rutin.
3. Berdasarkan Pengaruh Manajemen Terhadap Biaya
a. Biaya Terkendali (Controllable Cost). Adalah biaya yang secara langsung
dapat dipengaruhi oleh seorang manajer tingkatan tertentu dalam jangka
waktu tertentu.
c. Biaya Tidak Terkendali (Uncontrollable Cost). Adalah biaya yang tidak dapat
dipengaruhi oleh seorang manajer atau pejabat tingkatan tertentu.
4. Karakteristik Biaya Dihubungkan Dengan Keluarannya
a. Biaya Engineered. Adalah elemen biaya yang mempunyai hubungan phisik
yang eksplisit dengan output.
b. Biaya Discretionary. Biaya ini disebut juga managed cost atau programmed
cost adalah semua biaya yang tidak mempunyai hubungan yang akurat
dengan output.
d. Biaya Commited atau biaya kapasitas. Adalah semua biaya yang terjadi
dalam rangka untuk mempertahankan kapasitas atau kemampuan organisasi
dalam kegiatan produksi, pemasaran dan administrasi.
5. Pengaruh Perubahan Volume Kegiatan Terhadap Biaya
a. Biaya Tetap. Yaitu biaya yang jumlah tidak dipengaruhi oleh perubahan
volume kegiatan sampai pada tingkatan tertentu. Biaya tetap perunit berubah
berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan.
b. Biaya Variabel. Biaya variabel mengasumsikan hubungan linear antara biaya
aktifitas tersebut. Biaya variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah
secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume
kegiatan maka semakin besar pula jumlah total biaya variabel.
c. Biaya Semi Variabel. Yaitu biaya dimana jumlah totalnya berubah sesuai
dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak
sebanding/proporsional.
6. Berdasarkan Objek yang dibiayainya
a. Biaya Langsung. Biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat diidentifikasi
kepada objek atau pusat biaya tertentu.
b. Biaya Tidak Langsung. Biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat
diidentifikasi pada objek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang
manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek atau pusat biaya.
D. Sistem Akuntansi Biaya
Sistem akuntansi biaya (cost system) dapat dikelompokkan menjadi dua
sistem yaitu :
1. Actual Cost System (Sistem Harga Pokok Sesungguhnya). Yaitu sistem
pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sesuai
dengan harga pokok yang sesungguhnya dinikmati. Pada sistem ini, harga pokok
produksi baru dapat dihitung pada akhir periode setelah biaya sesungguhnya
dikumpulkan.
2. Standard Cost System (Sistem Harga Pokok Standar). Yaitu sistem pembebanan
harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sebesar harga pokok
yang telah ditentukan/ditaksir sebelum suatu produk atau pesanan dikerjakan.
E. Sistem Pengumpulan Harga Pokok
1. Job Order Cost. Yaitu suatu metode pengumpulan harga pokok produk yang
dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak. Jadi setiap ada pesanan
mempunyai harga pokok tersendiri yang dibuat dalam job cost sheet. Pada
metode ini, produksi dilakukan untuk memenuhi pesanan pelanggan.
2. Process Cost. Yaitu metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya
dikumpulkan untuk setiap satuan waktu. Pada metode ini, proses produksi
diperusahaan dilaksanakan secara terus menerus, barang yang dihasilkan
homogen, dan perhitungan harga pokok produksi didasarkan atas waktu. Pada
metode ini, produksi dilakukan untuk memenuhi stock.
F. Manfaat Biaya Perunit
1. Perusahaan Manufaktur
Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan pengukuran dan pembebanan biaya
sehingga biaya perunit dari suatu produk dapat ditentukan. Informasi biaya perunit
adalah sangat penting bagi perusahaan manufaktur untuk penilaian persediaan,
penentuan laba, dan pengambilan keputusan lainnya. Pengungkapan biaya
persediaan dan penentuan laba adalah kebutuhan pelaporan keuangan yang dihadapi
setiap perusahaan pada setiap akhir periode.
Untuk menentukan biaya perunit, maka total biaya yang digunakan
tergantung tujuan informasi tersebut. Perusahaan dapat menggunakan biaya
produksi, atau biaya variabel, atau biaya produksi ditambah biaya non produksi.
Untuk pembuatan laporan keuangan untuk pihak eksternal, maka informasi biaya
perunit diperoleh dari total biaya produksi, sedangkan untuk pengambilan keputusan
untuk menerima atau menolak pesanan khusus, dalam kondisi perusahaan
beroperasi dibawah kapasitas produksi, maka informasi biaya yang dibutuhkan
adalah informasi biaya variabel.
2. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa juga memerlukan informasi biaya perunit. Pada dasarnya
untuk menghitung biaya perunit antara perusahaan jasa maupun perusahaan
manufaktur adalah sama. Pertama sekali, perusahaan jasa yang disediakan dan
mengidentifikasi total biaya untuk unit jasa yang disediakan.
Perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur menggunakan data biaya
dengan tujuan yang sama, yaitu untuk menentukan profitabilitas, kelayakan untuk
memperkenalkan layanan baru, membuat keputusan harga jual dan lainnya, hanya
perusahaan jasa tidak memerlukan data biaya untuk menentukan nilai persediaan,
karena jasa tidak menghasilkan produk fisik.
G. Kalkulasi Biaya Produk Tradisional
Kalkulasi biaya produk tradisional hanya membebankan biaya produksi pada
produk. Pembebanan biaya utama keproduk tidak memiliki kesulitan, karena dapat
menggunakan penelusuran langsung atau penelusuran penggerak yang sangat
akurat. Tetapi sebaliknya, biaya overhead memiliki masalah dalam pembebanan
biaya ke produk, karena hubungan antara masukan dan keluaran tidak dapat
diobservasi secara fisik.
Dalam sistem biaya tradisional, untuk membebankan biaya ke produk
digunakan penggerak aktifitas tingkat unit (unit level drivers), karena ini merupakan
faktor yang menyebabkan perubahan biaya sebagai akibat perubahan unit yang
diproduksi. Contoh penggerak tingkat unit yang secara umum digunakan untuk
membebankan overhead meliputi :
1. Unit yang diproduksi
2. Jam tenaga kerja langsung
3. Tenaga kerja langsung (rupiah)
4. Jam mesin
5. Bahan langsung
Setelah mengidentifikasi penggerak (driver) tingkat unit, lalu memprediksi
tingkat keluaran aktifitas yang diukur oleh penggerak tersebut, yaitu apakah
berdasarkan aktifitas aktual yang diharapkan (expected activity level) dan aktifitas
normal (normal activity level). Expected activity level adalah output aktivitas yang
diharapkan dicapai oleh perusahaan pada tahun yang akan datang, sedangkan
normal activity level adalah output aktivitas rata-rata yang merupakan pengalaman
perusahaan dalam jangka panjang. Aktivitas normal mempunyai keunggulan berupa
penggunaan tingkat aktifitas yang sama dari tahun ketahun, sehingga pembebanan
overhead ke produk tidak begitu berfluktuasi.
H. Keterbatasan Sistem Akuntansi Biaya
Tarif pabrik menyeluruh dan tarif departemental telah digunakan beberapa
dekade dan terus digunakan secara sukses. Namun pada beberapa situasi tarif
tersebut menimbulkan distorsi yang dapat membuat stress perusahaan yang
berproduksi dalam lingkungan produksi canggih (advanced manufacturing
environment). Gejala-gejala dari sistem biaya yang ketinggalan jaman diantaranya
sebagai berikut :
1. Hasil dari penawaran sulit dijelaskan
2. Harga pesaing nampak lebih rendah sehingga kelihatan tidak masuk akal.
3. Produk-produk yang sulit diproduksi menunjukkan laba yang tinggi.
4. Manajer operasional ingin menghentikan produk-produk yang kelihatan
menguntungkan.
5. Marjin laba sulit dijelaskan
6. Pelanggan tidak mengeluh atas biaya naiknya harga
7. Departemen akuntansi menghabiskan banyak waktu untuk memberi data
biaya bagi proyek khusus.
8. Biaya produk berubah karena perubahan peraturan pelaporan
Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1201/1/akutansi-erlina7.pdf
Akuntansi biaya merupakan bagian yang integral dengan financial accounting.
Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat
manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta
menyajikannya informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Biaya (cost) berbeda
dengan beban (expense), cost adalah pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan
untuk memperoleh barang dan jasa, sedangkan beban (expense) adalah expired cost
yaitu pengorbanan yang diperlukan atau dikeluarkan untuk merealisasi hasil, beban
ini dikaitkan dengan revenue pada periode yang berjalan. Pengorbanan yang tidak
ada hubungannya dengan perolehan aktiva, barang atau jasa dan juga tidak ada
hubungannya dengan realisasi hasil penjualan, maka tidak digolongkan sebagai cost
ataupun expense tetapi digolongkan sebagai loss.
B. Manfaat Akuntansi Biaya
Tujuan atau manfaat akuntansi biaya adalah menyediakan salah satu
informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan, yaitu
untuk :
1. Perencanaan dan Pengendalian Laba. Akuntansi biaya menyediakan informasi
atau data biaya masa lalu yang diperlukan untuk menyusun perencanaan, dan
selanjutnya atas dasar perencanaan tersebut, biaya dapat dikendalikan dan
akhirnya pengendalian dapat dipakai sebagai umpan balik untuk perbaikan
dimasa yang akan datang.
2. Penentuan Harga Pokok Produk atau Jasa. Penetapan harga pokok akan dapat
membantu dalam : (a) penilaian persediaan baik persediaan barang jadi maupun
barang dalam proses, (b) penetapan harga jual terutama harga jual yang
didasarkan kontrak, walaupun tidak selamanya penentuan harga jual
berdasarkan harga pokok, (c) penetapan laba.
3. Pengambilan Keputusan oleh Manajemen.
C. Klasifikasi Biaya
Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang digunakan
untuk berbagai tujuan, sehingga penggolongan biaya juga didasarkan atas
disesuaikan dengan tujuan tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menggolongkan biaya diantaranya :
1. Berdasarkan Fungsi Pokok Perusahaan
a. Factory Cost (Biaya Produksi)
1. Biaya Bahan Baku (Direct Material Cost)
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost)
3. Biaya Tidak Langsung (Factory Overhead)
b. Commercial Expense (Operating Expense)
1. Marketing and Selling Expense
2. General & Administration Expense
2. Berdasarkan Periode Akuntansi
a. Capital Expenditure (Pengeluaran Modal). Pengeluaran ini akan memberi
manfaat pada beberapa periode akuntansi. Jenis pengeluaran ini
dikapitalisirdan dicantumkan sebagai harga perolehan. Suatu pengeluaran
dikelompokkan sebagai capital expenditure jika pengeluaran ini memberi
manfaat lebih dari satu periode akuntansi, jumlahnya relatif besar, dan
pengeluaran ini sifatnya tidak rutin.
b. Revenue Expenditure (Pengeluaran Penghasilan). Pengeluaran ini akan
memberi manfaat pada periode akuntansi dimana pengeluaran ini terjadi.
Pengeluaran ini menjadi beban pada periode tersebut, dan dicantumkan
dalam income statement. Suatu pengeluaran dikelompokkan sebagai revenue
expenditure jika pengeluaran tersebut memberi manfaat pada periode
terjadinya pengeluaran tersebut, jumlahnya relatif kecil, dan umumnya
pengeluaran ini sifatnya rutin.
3. Berdasarkan Pengaruh Manajemen Terhadap Biaya
a. Biaya Terkendali (Controllable Cost). Adalah biaya yang secara langsung
dapat dipengaruhi oleh seorang manajer tingkatan tertentu dalam jangka
waktu tertentu.
c. Biaya Tidak Terkendali (Uncontrollable Cost). Adalah biaya yang tidak dapat
dipengaruhi oleh seorang manajer atau pejabat tingkatan tertentu.
4. Karakteristik Biaya Dihubungkan Dengan Keluarannya
a. Biaya Engineered. Adalah elemen biaya yang mempunyai hubungan phisik
yang eksplisit dengan output.
b. Biaya Discretionary. Biaya ini disebut juga managed cost atau programmed
cost adalah semua biaya yang tidak mempunyai hubungan yang akurat
dengan output.
d. Biaya Commited atau biaya kapasitas. Adalah semua biaya yang terjadi
dalam rangka untuk mempertahankan kapasitas atau kemampuan organisasi
dalam kegiatan produksi, pemasaran dan administrasi.
5. Pengaruh Perubahan Volume Kegiatan Terhadap Biaya
a. Biaya Tetap. Yaitu biaya yang jumlah tidak dipengaruhi oleh perubahan
volume kegiatan sampai pada tingkatan tertentu. Biaya tetap perunit berubah
berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan.
b. Biaya Variabel. Biaya variabel mengasumsikan hubungan linear antara biaya
aktifitas tersebut. Biaya variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah
secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume
kegiatan maka semakin besar pula jumlah total biaya variabel.
c. Biaya Semi Variabel. Yaitu biaya dimana jumlah totalnya berubah sesuai
dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak
sebanding/proporsional.
6. Berdasarkan Objek yang dibiayainya
a. Biaya Langsung. Biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat diidentifikasi
kepada objek atau pusat biaya tertentu.
b. Biaya Tidak Langsung. Biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat
diidentifikasi pada objek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang
manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek atau pusat biaya.
D. Sistem Akuntansi Biaya
Sistem akuntansi biaya (cost system) dapat dikelompokkan menjadi dua
sistem yaitu :
1. Actual Cost System (Sistem Harga Pokok Sesungguhnya). Yaitu sistem
pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sesuai
dengan harga pokok yang sesungguhnya dinikmati. Pada sistem ini, harga pokok
produksi baru dapat dihitung pada akhir periode setelah biaya sesungguhnya
dikumpulkan.
2. Standard Cost System (Sistem Harga Pokok Standar). Yaitu sistem pembebanan
harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sebesar harga pokok
yang telah ditentukan/ditaksir sebelum suatu produk atau pesanan dikerjakan.
E. Sistem Pengumpulan Harga Pokok
1. Job Order Cost. Yaitu suatu metode pengumpulan harga pokok produk yang
dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak. Jadi setiap ada pesanan
mempunyai harga pokok tersendiri yang dibuat dalam job cost sheet. Pada
metode ini, produksi dilakukan untuk memenuhi pesanan pelanggan.
2. Process Cost. Yaitu metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya
dikumpulkan untuk setiap satuan waktu. Pada metode ini, proses produksi
diperusahaan dilaksanakan secara terus menerus, barang yang dihasilkan
homogen, dan perhitungan harga pokok produksi didasarkan atas waktu. Pada
metode ini, produksi dilakukan untuk memenuhi stock.
F. Manfaat Biaya Perunit
1. Perusahaan Manufaktur
Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan pengukuran dan pembebanan biaya
sehingga biaya perunit dari suatu produk dapat ditentukan. Informasi biaya perunit
adalah sangat penting bagi perusahaan manufaktur untuk penilaian persediaan,
penentuan laba, dan pengambilan keputusan lainnya. Pengungkapan biaya
persediaan dan penentuan laba adalah kebutuhan pelaporan keuangan yang dihadapi
setiap perusahaan pada setiap akhir periode.
Untuk menentukan biaya perunit, maka total biaya yang digunakan
tergantung tujuan informasi tersebut. Perusahaan dapat menggunakan biaya
produksi, atau biaya variabel, atau biaya produksi ditambah biaya non produksi.
Untuk pembuatan laporan keuangan untuk pihak eksternal, maka informasi biaya
perunit diperoleh dari total biaya produksi, sedangkan untuk pengambilan keputusan
untuk menerima atau menolak pesanan khusus, dalam kondisi perusahaan
beroperasi dibawah kapasitas produksi, maka informasi biaya yang dibutuhkan
adalah informasi biaya variabel.
2. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa juga memerlukan informasi biaya perunit. Pada dasarnya
untuk menghitung biaya perunit antara perusahaan jasa maupun perusahaan
manufaktur adalah sama. Pertama sekali, perusahaan jasa yang disediakan dan
mengidentifikasi total biaya untuk unit jasa yang disediakan.
Perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur menggunakan data biaya
dengan tujuan yang sama, yaitu untuk menentukan profitabilitas, kelayakan untuk
memperkenalkan layanan baru, membuat keputusan harga jual dan lainnya, hanya
perusahaan jasa tidak memerlukan data biaya untuk menentukan nilai persediaan,
karena jasa tidak menghasilkan produk fisik.
G. Kalkulasi Biaya Produk Tradisional
Kalkulasi biaya produk tradisional hanya membebankan biaya produksi pada
produk. Pembebanan biaya utama keproduk tidak memiliki kesulitan, karena dapat
menggunakan penelusuran langsung atau penelusuran penggerak yang sangat
akurat. Tetapi sebaliknya, biaya overhead memiliki masalah dalam pembebanan
biaya ke produk, karena hubungan antara masukan dan keluaran tidak dapat
diobservasi secara fisik.
Dalam sistem biaya tradisional, untuk membebankan biaya ke produk
digunakan penggerak aktifitas tingkat unit (unit level drivers), karena ini merupakan
faktor yang menyebabkan perubahan biaya sebagai akibat perubahan unit yang
diproduksi. Contoh penggerak tingkat unit yang secara umum digunakan untuk
membebankan overhead meliputi :
1. Unit yang diproduksi
2. Jam tenaga kerja langsung
3. Tenaga kerja langsung (rupiah)
4. Jam mesin
5. Bahan langsung
Setelah mengidentifikasi penggerak (driver) tingkat unit, lalu memprediksi
tingkat keluaran aktifitas yang diukur oleh penggerak tersebut, yaitu apakah
berdasarkan aktifitas aktual yang diharapkan (expected activity level) dan aktifitas
normal (normal activity level). Expected activity level adalah output aktivitas yang
diharapkan dicapai oleh perusahaan pada tahun yang akan datang, sedangkan
normal activity level adalah output aktivitas rata-rata yang merupakan pengalaman
perusahaan dalam jangka panjang. Aktivitas normal mempunyai keunggulan berupa
penggunaan tingkat aktifitas yang sama dari tahun ketahun, sehingga pembebanan
overhead ke produk tidak begitu berfluktuasi.
H. Keterbatasan Sistem Akuntansi Biaya
Tarif pabrik menyeluruh dan tarif departemental telah digunakan beberapa
dekade dan terus digunakan secara sukses. Namun pada beberapa situasi tarif
tersebut menimbulkan distorsi yang dapat membuat stress perusahaan yang
berproduksi dalam lingkungan produksi canggih (advanced manufacturing
environment). Gejala-gejala dari sistem biaya yang ketinggalan jaman diantaranya
sebagai berikut :
1. Hasil dari penawaran sulit dijelaskan
2. Harga pesaing nampak lebih rendah sehingga kelihatan tidak masuk akal.
3. Produk-produk yang sulit diproduksi menunjukkan laba yang tinggi.
4. Manajer operasional ingin menghentikan produk-produk yang kelihatan
menguntungkan.
5. Marjin laba sulit dijelaskan
6. Pelanggan tidak mengeluh atas biaya naiknya harga
7. Departemen akuntansi menghabiskan banyak waktu untuk memberi data
biaya bagi proyek khusus.
8. Biaya produk berubah karena perubahan peraturan pelaporan
Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1201/1/akutansi-erlina7.pdf
Perbankan
Pengertian Bank
Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan yamg dilakukan oleh masyarakat tidak hanya terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan perekonomian, masyarakat membutuhkan uang untuk melakukan transaksi. Dalam melakukan transaksiknya masyarakat dapat melakukan dengan mendaoat bantuan dari sebuah lembaga keuangan yang kita kenal dengan nama bank. Dengan adanya bank masyarakat menjadi terbantu untuk dapat menukarkan uangnya, transfer, membayar rekening listrik, air, telpon ataupun pembayaran lainnya.
Menurut undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang perbankkan, yang dimaksud dengan BANK adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Sejarah Perbankkan
Dimulai sejak zaman Babylonia, tugas bank pada waktu itu lebih barsifat tukar-manukar mata uang, kemudian usaha ini berkembang dengan menerima tabungan, menitipkan, ataupun meminjamkan uang dengan memungut bunga sebagai imbalannya. Kamudian usaha perbankkan ini berkembang ke Asia dibawa oleh bangsa Eropa yang datang ke Asia saat melakukan penjajahan di Negara-negara jajahannya. Seperti pada mulanya bank mulai ada di negara Indonesia karena bangsa Belanda pada saat menjajah Indonesia. Pada saat itu ada beberapa bank yang memegang peran penting di Indonesia diamana pada masa penjajahan lebih dikenal dengan nama Hindia Belanda. Bank-bank yang ada yaitu seperti :
a. De Javasche NV
b. De Post Paar Bank
c. Nederland Handles Maatscappij
d. Nationale Handles Bank (NHB)
Disamping bank yang tersebut diatas, terdapat pula bank-bank lainnya yang tidak terdapat campur tangan pemerintah. Bank-bank tersebut terbagi atas modal nasional, China, Jepang ataupun Eropa, yaitu:
a. Bank Nasional Indonesia
b. Abuan Saudagar
c. The Chartered Bank of India
d. The Bank of Taiwan
e. The Bank of China
Jenis-jenis Bank
Bardasarkan undang-undang no 10 1998 bank berdasarkan fungsinya dibagi atas bank umum dan BPR, kemudian baru pada tahun 1990 bank berdasarkan prinsip syariah hadir di Indonesia.
Terdapat beberapa perbedaan antara bank umum, BPR dan bank syariah pada kegiatan utamanya, dilihat dari luas kegiatan atau jumlah produk yang ditawarkan maupun jangkauan wilayah operasinya.
1) Bank umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan seluruh kegiatan usahanya dengan menggunakan sistem konvensional, begitu pula dengan wilayah operasinya dalam dilakukan diseluruh wilayah. Bank umum sering pula disebut dengan bank komersil.
2) Bank Pengkreditan Rakyat (BPR)
Bank perkreditan rakyat adalah bank yang dalam melakukan kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, sehingga bila dibandingkan dengan bank umum maka BPR menjadi lebih sempit dalam melakukan kegiatan perbankan. Dalam kegiatanya BPR hanya dapat menghimpun dana dan menyalurkan dana ke masyarakat, dan tidak diperkenankan untuk menerima simpanan giro, mengikuti kliring, melakukan kegiatan valuta asing, serta melakukan kegiatan perasuransian.
3) Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang dalam melaksanakan kegiatan usahanya dengan menggunakan system bagi hasil, dimana aturan dan perjanjiannya mengac padahukum Islam. Dilihat dari wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah.
Peleburan dan Penggabungan Bank
Tujuan sebuah perusahaan disamping memperoleh laba adalah dapat terus bertahan hidup. Namun kenyataan yang terjadi di lapangan ada perusahaan yang baru beberapa bulan berdiri amunsudah gulung tikar, tetapi ada juga perusahaan yang dapat bertahan sampai generasi ke generasi berikutnya. Agar dapat mencapai tujuan tersebut perusahaan harus dapat menganalisis kejadian di masa datang.
Jalan keluar bagi perusahaan yang mengalami kesulitan dan hal itu ternyata dapat mengancam pilihan dari peleburan dan penggabungan bank yang ada, yaitu:
1) Konsolidasi
Adalah penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara mendirikan bank baru dan membubarkan bank-bank tersebut dengan atau tanpa melikuidasinya terlebih dahulu.
2) Merger
Adalah penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu bank dan membubarkan bank-bank lainnya dengan atau melikuidasinya terlebih dahulu.
3) Akuisisi
Adalah pengambilalihan kepemilikan suatu bank yang berakibat beralihnya pengendalian terhadap bank. Dalam penggabungan dengan bentuk akuisisi nama bank yang diakuisisi dapat berubah ataupun tidak berubah, sehingga yang berubah hanyalah kepemilikannya saja.
Lembaga keuangan bukan bank antara lain :
1) Penggadaian
Penggadaian adalah salah satu lembaga kauangan buka bank yang memberikan pinjaman kepaa masyarkat dengan mottonya “mengatasi masalah tanpa masalah”
Sedangkan menurut pengertian hukum gadai menurut KUHP pasal 1150, adalah sebagai berikut :
“Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang brrpiutang atas suatu barang bergerak, yaitu yang diserahkan kepadanya oleh seorang yang berutang atau oleh seorang lain atas namanya, dan memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orang-orang ysng berpiutang lainnya; dengan penecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan setelah barang itu digadaikan”.
2) Asuransi
Pengertian asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugia, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggungjawab hukum kepada pihak yangmungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
3) Dana pensiun
Pengertian dari dana pemsiun itu sendiri adalah hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sesuai dngan perjanjian yang telah ditetapkan. Penghasilan ini biasanya berupa uang yang dapat diambil setiap bulannya atau diambil sekaligus pada saat seseorang memasukimasa pensiun.
Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan yamg dilakukan oleh masyarakat tidak hanya terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan perekonomian, masyarakat membutuhkan uang untuk melakukan transaksi. Dalam melakukan transaksiknya masyarakat dapat melakukan dengan mendaoat bantuan dari sebuah lembaga keuangan yang kita kenal dengan nama bank. Dengan adanya bank masyarakat menjadi terbantu untuk dapat menukarkan uangnya, transfer, membayar rekening listrik, air, telpon ataupun pembayaran lainnya.
Menurut undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang perbankkan, yang dimaksud dengan BANK adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Sejarah Perbankkan
Dimulai sejak zaman Babylonia, tugas bank pada waktu itu lebih barsifat tukar-manukar mata uang, kemudian usaha ini berkembang dengan menerima tabungan, menitipkan, ataupun meminjamkan uang dengan memungut bunga sebagai imbalannya. Kamudian usaha perbankkan ini berkembang ke Asia dibawa oleh bangsa Eropa yang datang ke Asia saat melakukan penjajahan di Negara-negara jajahannya. Seperti pada mulanya bank mulai ada di negara Indonesia karena bangsa Belanda pada saat menjajah Indonesia. Pada saat itu ada beberapa bank yang memegang peran penting di Indonesia diamana pada masa penjajahan lebih dikenal dengan nama Hindia Belanda. Bank-bank yang ada yaitu seperti :
a. De Javasche NV
b. De Post Paar Bank
c. Nederland Handles Maatscappij
d. Nationale Handles Bank (NHB)
Disamping bank yang tersebut diatas, terdapat pula bank-bank lainnya yang tidak terdapat campur tangan pemerintah. Bank-bank tersebut terbagi atas modal nasional, China, Jepang ataupun Eropa, yaitu:
a. Bank Nasional Indonesia
b. Abuan Saudagar
c. The Chartered Bank of India
d. The Bank of Taiwan
e. The Bank of China
Jenis-jenis Bank
Bardasarkan undang-undang no 10 1998 bank berdasarkan fungsinya dibagi atas bank umum dan BPR, kemudian baru pada tahun 1990 bank berdasarkan prinsip syariah hadir di Indonesia.
Terdapat beberapa perbedaan antara bank umum, BPR dan bank syariah pada kegiatan utamanya, dilihat dari luas kegiatan atau jumlah produk yang ditawarkan maupun jangkauan wilayah operasinya.
1) Bank umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan seluruh kegiatan usahanya dengan menggunakan sistem konvensional, begitu pula dengan wilayah operasinya dalam dilakukan diseluruh wilayah. Bank umum sering pula disebut dengan bank komersil.
2) Bank Pengkreditan Rakyat (BPR)
Bank perkreditan rakyat adalah bank yang dalam melakukan kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, sehingga bila dibandingkan dengan bank umum maka BPR menjadi lebih sempit dalam melakukan kegiatan perbankan. Dalam kegiatanya BPR hanya dapat menghimpun dana dan menyalurkan dana ke masyarakat, dan tidak diperkenankan untuk menerima simpanan giro, mengikuti kliring, melakukan kegiatan valuta asing, serta melakukan kegiatan perasuransian.
3) Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang dalam melaksanakan kegiatan usahanya dengan menggunakan system bagi hasil, dimana aturan dan perjanjiannya mengac padahukum Islam. Dilihat dari wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah.
Peleburan dan Penggabungan Bank
Tujuan sebuah perusahaan disamping memperoleh laba adalah dapat terus bertahan hidup. Namun kenyataan yang terjadi di lapangan ada perusahaan yang baru beberapa bulan berdiri amunsudah gulung tikar, tetapi ada juga perusahaan yang dapat bertahan sampai generasi ke generasi berikutnya. Agar dapat mencapai tujuan tersebut perusahaan harus dapat menganalisis kejadian di masa datang.
Jalan keluar bagi perusahaan yang mengalami kesulitan dan hal itu ternyata dapat mengancam pilihan dari peleburan dan penggabungan bank yang ada, yaitu:
1) Konsolidasi
Adalah penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara mendirikan bank baru dan membubarkan bank-bank tersebut dengan atau tanpa melikuidasinya terlebih dahulu.
2) Merger
Adalah penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu bank dan membubarkan bank-bank lainnya dengan atau melikuidasinya terlebih dahulu.
3) Akuisisi
Adalah pengambilalihan kepemilikan suatu bank yang berakibat beralihnya pengendalian terhadap bank. Dalam penggabungan dengan bentuk akuisisi nama bank yang diakuisisi dapat berubah ataupun tidak berubah, sehingga yang berubah hanyalah kepemilikannya saja.
Lembaga keuangan bukan bank antara lain :
1) Penggadaian
Penggadaian adalah salah satu lembaga kauangan buka bank yang memberikan pinjaman kepaa masyarkat dengan mottonya “mengatasi masalah tanpa masalah”
Sedangkan menurut pengertian hukum gadai menurut KUHP pasal 1150, adalah sebagai berikut :
“Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang brrpiutang atas suatu barang bergerak, yaitu yang diserahkan kepadanya oleh seorang yang berutang atau oleh seorang lain atas namanya, dan memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orang-orang ysng berpiutang lainnya; dengan penecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan setelah barang itu digadaikan”.
2) Asuransi
Pengertian asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugia, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggungjawab hukum kepada pihak yangmungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
3) Dana pensiun
Pengertian dari dana pemsiun itu sendiri adalah hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sesuai dngan perjanjian yang telah ditetapkan. Penghasilan ini biasanya berupa uang yang dapat diambil setiap bulannya atau diambil sekaligus pada saat seseorang memasukimasa pensiun.
Pegadaian
Pegadaian adalah suatu lembaga keuangan bukan bank yang memberikan pinjaman kepada masyarakat dengan motonya “mengatasi masalah tanpa masalah”sedangkan menurut hokum gadai pasal1150. Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak ,yang diserahkan kepada seseorang berutang atau oleh seorang lain atas namanya dan memberikan kekuasaan kepada orang yang berutang untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orang-orang yang berpiutang lainnya; dengan pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan setelah barang itu digadaikan”.
Visi dan Misi
Perjalanan Misi Perusahaan Perum Pegadaian : Misi Pegadaian sebagai suatu lembaga yang ikut meningkatkan perekonomian dengan cara memberikan uang pinjaman berdasarkan hukum gadai kepada masyarakat kecil, agar terhindar dari praktek pinjaman uang dengan bunga yang tidak wajar ditegaskan dalam keputusan Menteri Keuangan No. Kep-39/MK/6/1/1971 tanggal 20 Januari 1970 dengan tugas pokok sebagai berikut:
1. Membina perekonomian rakyat kecil dengan menyalurkan kredit atas dasar hukum gadai kepada para petani, nelayan, pedagang kecil, industri kecil, yang bersifat produktif dan kaum buruh / karyawan yang bersifat konsumtif
2. Ikut serta mencegah adanya pemberian pinjaman yang tidak wajar, ijon, pegadaian gelap, dan praktek riba lainnya.
3. Disamping menyalurkan kredit, maupun usaha-usaha lainnya yang bermanfaat terutama bagi pemerintah dan mayarakat
4. Membina pola perkreditan supaya benar-benar terarah dan bermanfaat dan bila perlu memperluas daerah operasinya.
Seiring perubahan status perusahaan dari Perjan menjadi Perum pernyataan misi perusahaan dirumuskan kembali dengan pertimbangan jangan sampai misi perusahaan itu justru membatasi ruang gerak perusahaan dan sasaran pasar tidak hanya masyarakat kecil dan golongan menengah saja maka terciptalah misi perusahaan Perum Pegadaian yaitu “ikut membantu program pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan menengah kebawah melalui kegiatan utama berupa penyaluran kredit gadai dan melakukan usaha lain yang menguntungkan”. Bertolak dari misi Pegadaian tersebut dapat dikatakan bahwa sebenarnya Pegadaian adalah sebuah lembaga dibidang keuangan yang mempunyai visi dan misi bagaimana masyarakat mendapat perlakuan dan kesempatan yang adil dalam
perekonomian.
Keuntungan Usaha Gadai :
1. Dalam waktu yang relative singkat masyarakat dapat memperoleh uang seprti yang diharapkan
2. Persyaratan cukup mudah
3. Pihak pegadaian tidak akan mempermasalahkan untuk apa uang tersebut digunakan untuk apa
4. saat ini pelayanan pegadaian sudah semakin baik dimana pelanggan dianggap nomor satu
Sejarah Pegadaian
Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan system gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746.
Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda (1811-1816) Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari Pemerintah Daerah setempat (liecentie stelsel).Namun metode tersebut berdampak buruk pemegang lisensi menjalankan praktek rentenir atau lintah darat yang dirasakan kurang menguntungkan pemerintah berkuasa (Inggris). Oleh karena itu metode liecentie stelsel diganti menjadi pacth stelsel yaitu pendirian pegadaian diberikan kepada umum yang mampu membayarkan pajak yang tinggi kepada pemerintah.
Pada saat Belanda berkuasa kembali pola atau metode pacth stelsel tetap dipertahankan dan menimbulkan dampak yang sama dimana pemegang hak ternyata banyak melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya. Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan apayang disebut dengan ‘cultuur stelsel’ dimana dalam kajian tentang pegadaian saran yang dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut pemerintah Hindia Belanda mengekeluarkan Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat), selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian.
Pada masa pendudukan Jepang gedung kantor pusat Jawatan Pegadaian yang terletak di jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan kantor pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke jalan Kramat Raya 132. Tidak banyak perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang baik dari sisi kebijakan maupun struktur organisasi Jawatan Pegadaian. Jawatan pegadaian dalam bahasa Jepang disebut ‘Sitji Eigeikyuku’ , Pimpinan Jawatan Pegadaian dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-San dengan wakilnya orang pribumi yang bernama M.Saubari.
Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia kantor Jawatan Pegadaian sempat pindah ke Karang anyar (Kebumen) karena situasi perang yang kian terus memanas. Agresi militer Belanda yang kedua memaksa kantor Jawatan Pegadaian dipindah lagi ke Magelang. Selanjutnya pasca perang kemerdekaan kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian kembali dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa ini Pegadaian sudah beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negada (PN) sejak 1 Januari 1961 kemudian berdasarkan PP.No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN) selanjutnya berdasarkan PP.No.10/1990 (yang diperbaharui dengan PP.No.103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM) hingga sekarang.
Kini usia Pegadaian telah lebih dari seratus tahun, manfaat semakin dirasakan oleh masyarakat,meskipun perusahaan membawa misi publik service obligation, ternyata perusahaan masih mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam bentuk pajak dan bagi keuntungan kepada Pemerintah, disaat mayoritas lembaga keuangan lainnya berada dalam situasi yang tidak menguntungkan.
Unsur-unsur Gadai
1. gadai diberikan hanya atas benda bergerak;
2. jaminan gadai harus dikeluarkan dari penguasaan Pemberi Gadai (Debitor), adanya Penyerahan benda gadai secara fisik(lavering)
3. gadai memberikan hak kepada kreditor untuk memperoleh pelunasan terlebih dahulu atas piutang kreditur (droit depreference);
4. gadai memberikan kewenangan kepada kreditor untuk mengambil sendiri pelunasan secara mendahului.
Visi dan Misi
Perjalanan Misi Perusahaan Perum Pegadaian : Misi Pegadaian sebagai suatu lembaga yang ikut meningkatkan perekonomian dengan cara memberikan uang pinjaman berdasarkan hukum gadai kepada masyarakat kecil, agar terhindar dari praktek pinjaman uang dengan bunga yang tidak wajar ditegaskan dalam keputusan Menteri Keuangan No. Kep-39/MK/6/1/1971 tanggal 20 Januari 1970 dengan tugas pokok sebagai berikut:
1. Membina perekonomian rakyat kecil dengan menyalurkan kredit atas dasar hukum gadai kepada para petani, nelayan, pedagang kecil, industri kecil, yang bersifat produktif dan kaum buruh / karyawan yang bersifat konsumtif
2. Ikut serta mencegah adanya pemberian pinjaman yang tidak wajar, ijon, pegadaian gelap, dan praktek riba lainnya.
3. Disamping menyalurkan kredit, maupun usaha-usaha lainnya yang bermanfaat terutama bagi pemerintah dan mayarakat
4. Membina pola perkreditan supaya benar-benar terarah dan bermanfaat dan bila perlu memperluas daerah operasinya.
Seiring perubahan status perusahaan dari Perjan menjadi Perum pernyataan misi perusahaan dirumuskan kembali dengan pertimbangan jangan sampai misi perusahaan itu justru membatasi ruang gerak perusahaan dan sasaran pasar tidak hanya masyarakat kecil dan golongan menengah saja maka terciptalah misi perusahaan Perum Pegadaian yaitu “ikut membantu program pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan menengah kebawah melalui kegiatan utama berupa penyaluran kredit gadai dan melakukan usaha lain yang menguntungkan”. Bertolak dari misi Pegadaian tersebut dapat dikatakan bahwa sebenarnya Pegadaian adalah sebuah lembaga dibidang keuangan yang mempunyai visi dan misi bagaimana masyarakat mendapat perlakuan dan kesempatan yang adil dalam
perekonomian.
Keuntungan Usaha Gadai :
1. Dalam waktu yang relative singkat masyarakat dapat memperoleh uang seprti yang diharapkan
2. Persyaratan cukup mudah
3. Pihak pegadaian tidak akan mempermasalahkan untuk apa uang tersebut digunakan untuk apa
4. saat ini pelayanan pegadaian sudah semakin baik dimana pelanggan dianggap nomor satu
Sejarah Pegadaian
Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan system gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746.
Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda (1811-1816) Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari Pemerintah Daerah setempat (liecentie stelsel).Namun metode tersebut berdampak buruk pemegang lisensi menjalankan praktek rentenir atau lintah darat yang dirasakan kurang menguntungkan pemerintah berkuasa (Inggris). Oleh karena itu metode liecentie stelsel diganti menjadi pacth stelsel yaitu pendirian pegadaian diberikan kepada umum yang mampu membayarkan pajak yang tinggi kepada pemerintah.
Pada saat Belanda berkuasa kembali pola atau metode pacth stelsel tetap dipertahankan dan menimbulkan dampak yang sama dimana pemegang hak ternyata banyak melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya. Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan apayang disebut dengan ‘cultuur stelsel’ dimana dalam kajian tentang pegadaian saran yang dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut pemerintah Hindia Belanda mengekeluarkan Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat), selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian.
Pada masa pendudukan Jepang gedung kantor pusat Jawatan Pegadaian yang terletak di jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan kantor pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke jalan Kramat Raya 132. Tidak banyak perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang baik dari sisi kebijakan maupun struktur organisasi Jawatan Pegadaian. Jawatan pegadaian dalam bahasa Jepang disebut ‘Sitji Eigeikyuku’ , Pimpinan Jawatan Pegadaian dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-San dengan wakilnya orang pribumi yang bernama M.Saubari.
Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia kantor Jawatan Pegadaian sempat pindah ke Karang anyar (Kebumen) karena situasi perang yang kian terus memanas. Agresi militer Belanda yang kedua memaksa kantor Jawatan Pegadaian dipindah lagi ke Magelang. Selanjutnya pasca perang kemerdekaan kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian kembali dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa ini Pegadaian sudah beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negada (PN) sejak 1 Januari 1961 kemudian berdasarkan PP.No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN) selanjutnya berdasarkan PP.No.10/1990 (yang diperbaharui dengan PP.No.103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM) hingga sekarang.
Kini usia Pegadaian telah lebih dari seratus tahun, manfaat semakin dirasakan oleh masyarakat,meskipun perusahaan membawa misi publik service obligation, ternyata perusahaan masih mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam bentuk pajak dan bagi keuntungan kepada Pemerintah, disaat mayoritas lembaga keuangan lainnya berada dalam situasi yang tidak menguntungkan.
Unsur-unsur Gadai
1. gadai diberikan hanya atas benda bergerak;
2. jaminan gadai harus dikeluarkan dari penguasaan Pemberi Gadai (Debitor), adanya Penyerahan benda gadai secara fisik(lavering)
3. gadai memberikan hak kepada kreditor untuk memperoleh pelunasan terlebih dahulu atas piutang kreditur (droit depreference);
4. gadai memberikan kewenangan kepada kreditor untuk mengambil sendiri pelunasan secara mendahului.
Akuntansi Syariah
Akuntansi dikenal sebagai sistem pembukuan “double entry”. Menurut sejarah yang diketahui awam dan terdapat dalam berbagai buku “Teori Akuntansi”, disebutkan muncul di Italia pada abad ke-13 yang lahir dari tangan seorang Pendeta Italia bernama Luca Pacioli. Beliau menulis buku “Summa de Arithmatica Geometria et Propotionalita” dengan memuat satu bab mengenai “Double Entry Accounting System”. Dengan demikian mendengar kata ”Akuntansi Syariah” atau “Akuntansi Islam”, mungkin awam akan mengernyitkan dahi seraya berpikir bahwa hal itu sangat mengada-ada.
Namun apabila kita pelajari “Sejarah Islam” ditemukan bahwa setelah munculnya Islam di Semananjung Arab di bawah pimpinan Rasulullah SAW dan terbentuknya Daulah Islamiah di Madinah yang kemudian di lanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin terdapat undang-undang akuntansi yang diterapkan untuk perorangan, perserikatan (syarikah) atau perusahaan, akuntansi wakaf, hak-hak pelarangan penggunaan harta (hijr), dan anggaran negara. Rasulullah SAW sendiri pada masa hidupnya juga telah mendidik secara khusus beberapa sahabat untuk menangani profesi akuntan dengan sebutan “hafazhatul amwal” (pengawas keuangan). Bahkan Al Quran sebagai kitab suci umat Islam menganggap masalah ini sebagai suatu masalah serius dengan diturunkannya ayat terpanjang , yakni surah Al-Baqarah ayat 282 yang menjelaskan fungsi-fungsi pencatatan transaksi, dasar-dasarnya, dan manfaat-manfaatnya, seperti yang diterangkan oleh kaidah-kaidah hukum yang harus dipedomani dalam hal tersebut. Sebagaimana pada awal ayat tersebut menyatakan “Hai, orang-orang yang beriman apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya………”
Dengan demikian, dapat kita saksikan dari sejarah, bahwa ternyata Islam lebih dahulu mengenal system akuntansi, karena Al Quran telah diturunkan pada tahun 610 M, yakni 800 tahun lebih dahulu dari Luca Pacioli yang menerbitkan bukunya pada tahun 1494.
Dari sisi ilmu pengetahuan, Akuntansi adalah ilmu informasi yang mencoba mengkonversi bukti dan data menjadi informasi dengan cara melakukan pengukuran atas berbagai transaksi dan akibatnya yang dikelompokkan dalam account, perkiraan atau pos keuangan seperti aktiva, utang, modal, hasil, biaya, dan laba. Dalam Al Quran disampaikan bahwa kita harus mengukur secara adil, jangan dilebihkan dan jangan dikurangi. Kita dilarang untuk menuntut keadilan ukuran dan timbangan bagi kita, sedangkan bagi orang lain kita menguranginya. Dalam hal ini, Al Quran menyatakan dalam berbagai ayat, antara lain dalam surah Asy-Syu’ara ayat 181-184 yang berbunyi:”Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umat yang dahulu.”
Kebenaran dan keadilan dalam mengukur (menakar) tersebut, menurut Umer Chapra juga menyangkut pengukuran kekayaan, utang, modal pendapatan, biaya, dan laba perusahaan, sehingga seorang Akuntan wajib mengukur kekayaan secara benar dan adil. Seorang Akuntan akan menyajikan sebuah laporan keuangan yang disusun dari bukti-bukti yang ada dalam sebuah organisasi yang dijalankan oleh sebuah manajemen yang diangkat atau ditunjuk sebelumnya. Manajemen bisa melakukan apa saja dalam menyajikan laporan sesuai dengan motivasi dan kepentingannya, sehingga secara logis dikhawatirkan dia akan membonceng kepentingannya. Untuk itu diperlukan Akuntan Independen yang melakukan pemeriksaaan atas laporan beserta bukti-buktinya. Metode, teknik, dan strategi pemeriksaan ini dipelajari dan dijelaskan dalam Ilmu Auditing.
Dalam Islam, fungsi Auditing ini disebut “tabayyun” sebagaimana yang dijelaskan dalam Surah Al-Hujuraat ayat 6 yang berbunyi: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
Kemudian, sesuai dengan perintah Allah dalam Al Quran, kita harus menyempurnakan pengukuran di atas dalam bentuk pos-pos yang disajikan dalam Neraca, sebagaimana digambarkan dalam Surah Al-Israa’ ayat 35 yang berbunyi: “Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
Dari paparan di atas, dapat kita tarik kesimpulan, bahwa kaidah Akuntansi dalam konsep Syariah Islam dapat didefinisikan sebagai kumpulan dasar-dasar hukum yang baku dan permanen, yang disimpulkan dari sumber-sumber Syariah Islam dan dipergunakan sebagai aturan oleh seorang Akuntan dalam pekerjaannya, baik dalam pembukuan, analisis, pengukuran, pemaparan, maupun penjelasan, dan menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa.
Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah bersumber dari Al Quran, Sunah Nabwiyyah, Ijma (kespakatan para ulama), Qiyas (persamaan suatu peristiwa tertentu, dan ‘Uruf (adat kebiasaan) yang tidak bertentangan dengan Syariah Islam. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah, memiliki karakteristik khusus yang membedakan dari kaidah Akuntansi Konvensional. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah sesuai dengan norma-norma masyarakat islami, dan termasuk disiplin ilmu sosial yang berfungsi sebagai pelayan masyarakat pada tempat penerapan Akuntansi tersebut.
Persamaan kaidah Akuntansi Syariah dengan Akuntansi Konvensional terdapat pada hal-hal sebagai berikut:
1. Prinsip pemisahan jaminan keuangan dengan prinsip unit ekonomi;
2. Prinsip penahunan (hauliyah) dengan prinsip periode waktu atau tahun pembukuan keuangan;
3. Prinsip pembukuan langsung dengan pencatatan bertanggal;
4. Prinsip kesaksian dalam pembukuan dengan prinsip penentuan barang;
5. Prinsip perbandingan (muqabalah) dengan prinsip perbandingan income dengan cost (biaya);
6. Prinsip kontinuitas (istimrariah) dengan kesinambungan perusahaan;
7. Prinsip keterangan (idhah) dengan penjelasan atau pemberitahuan.
Sedangkan perbedaannya, menurut Husein Syahatah, dalam buku Pokok-Pokok Pikiran Akuntansi Islam, antara lain, terdapat pada hal-hal sebagai berikut:
1. Para ahli akuntansi modern berbeda pendapat dalam cara menentukan nilai atau harga untuk melindungi modal pokok, dan juga hingga saat ini apa yang dimaksud dengan modal pokok (kapital) belum ditentukan. Sedangkan konsep Islam menerapkan konsep penilaian berdasarkan nilai tukar yang berlaku, dengan tujuan melindungi modal pokok dari segi kemampuan produksi di masa yang akan datang dalam ruang lingkup perusahaan yang kontinuitas;
2. Modal dalam konsep akuntansi konvensional terbagi menjadi dua bagian, yaitu modal tetap (aktiva tetap) dan modal yang beredar (aktiva lancar), sedangkan di dalam konsep Islam barang-barang pokok dibagi menjadi harta berupa uang (cash) dan harta berupa barang (stock), selanjutnya barang dibagi menjadi barang milik dan barang dagang;
3. Dalam konsep Islam, mata uang seperti emas, perak, dan barang lain yang sama kedudukannya, bukanlah tujuan dari segalanya, melainkan hanya sebagai perantara untuk pengukuran dan penentuan nilai atau harga, atau sebagi sumber harga atau nilai;
4. Konsep konvensional mempraktekan teori pencadangan dan ketelitian dari menanggung semua kerugian dalam perhitungan, serta mengenyampingkan laba yang bersifat mungkin, sedangkan konsep Islam sangat memperhatikan hal itu dengan cara penentuan nilai atau harga dengan berdasarkan nilai tukar yang berlaku serta membentuk cadangan untuk kemungkinan bahaya dan resiko;
5. Konsep konvensional menerapkan prinsip laba universal, mencakup laba dagang, modal pokok, transaksi, dan juga uang dari sumber yang haram, sedangkan dalam konsep Islam dibedakan antara laba dari aktivitas pokok dan laba yang berasal dari kapital (modal pokok) dengan yang berasal dari transaksi, juga wajib menjelaskan pendapatan dari sumber yang haram jika ada, dan berusaha menghindari serta menyalurkan pada tempat-tempat yang telah ditentukan oleh para ulama fiqih. Laba dari sumber yang haram tidak boleh dibagi untuk mitra usaha atau dicampurkan pada pokok modal;
6. Konsep konvensional menerapkan prinsip bahwa laba itu hanya ada ketika adanya jual-beli, sedangkan konsep Islam memakai kaidah bahwa laba itu akan ada ketika adanya perkembangan dan pertambahan pada nilai barang, baik yang telah terjual maupun yang belum. Akan tetapi, jual beli adalah suatu keharusan untuk menyatakan laba, dan laba tidak boleh dibagi sebelum nyata laba itu diperoleh.
Dengan demikian, dapat diketahui, bahwa perbedaan antara sistem Akuntansi Syariah Islam dengan Akuntansi Konvensional adalah menyentuh soal-soal inti dan pokok, sedangkan segi persamaannya hanya bersifat aksiomatis.
Menurut, Toshikabu Hayashi dalam tesisnya yang berjudul “On Islamic Accounting”, Akuntansi Barat (Konvensional) memiliki sifat yang dibuat sendiri oleh kaum kapital dengan berpedoman pada filsafat kapitalisme, sedangkan dalam Akuntansi Islam ada “meta rule” yang berasal diluar konsep akuntansi yang harus dipatuhi, yaitu hukum Syariah yang berasal dari Tuhan yang bukan ciptaan manusia, dan Akuntansi Islam sesuai dengan kecenderungan manusia yaitu “hanief” yang menuntut agar perusahaan juga memiliki etika dan tanggung jawab sosial, bahkan ada pertanggungjawaban di akhirat, dimana setiap orang akan mempertanggungjawab kan tindakannya di hadapan Tuhan yang memiliki Akuntan sendiri (Rakib dan Atid) yang mencatat semua tindakan manusia bukan saja pada bidang ekonomi, tetapi juga masalah sosial dan pelaksanaan hukum Syariah lainnya.
Jadi, dapat kita simpulkan dari uraian di atas, bahwa konsep Akuntansi Islam jauh lebih dahulu dari konsep Akuntansi Konvensional, dan bahkan Islam telah membuat serangkaian kaidah yang belum terpikirkan oleh pakar-pakar Akuntansi Konvensional. Sebagaimana yang terjadi juga pada berbagai ilmu pengetahuan lainnya, yang ternyata sudah diindikasikan melalui wahyu Allah dalam Al Qur’an. “……… Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS.An-Nahl/ 16:89)
Penulis: MERZA GAMAL (Pengkaji Sosial Ekonomi Islami)
Sumber : http://aharlibrary.wordpress.com/2007/03/15/mengenal-prinsip-akuntansi-syariah/
Namun apabila kita pelajari “Sejarah Islam” ditemukan bahwa setelah munculnya Islam di Semananjung Arab di bawah pimpinan Rasulullah SAW dan terbentuknya Daulah Islamiah di Madinah yang kemudian di lanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin terdapat undang-undang akuntansi yang diterapkan untuk perorangan, perserikatan (syarikah) atau perusahaan, akuntansi wakaf, hak-hak pelarangan penggunaan harta (hijr), dan anggaran negara. Rasulullah SAW sendiri pada masa hidupnya juga telah mendidik secara khusus beberapa sahabat untuk menangani profesi akuntan dengan sebutan “hafazhatul amwal” (pengawas keuangan). Bahkan Al Quran sebagai kitab suci umat Islam menganggap masalah ini sebagai suatu masalah serius dengan diturunkannya ayat terpanjang , yakni surah Al-Baqarah ayat 282 yang menjelaskan fungsi-fungsi pencatatan transaksi, dasar-dasarnya, dan manfaat-manfaatnya, seperti yang diterangkan oleh kaidah-kaidah hukum yang harus dipedomani dalam hal tersebut. Sebagaimana pada awal ayat tersebut menyatakan “Hai, orang-orang yang beriman apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya………”
Dengan demikian, dapat kita saksikan dari sejarah, bahwa ternyata Islam lebih dahulu mengenal system akuntansi, karena Al Quran telah diturunkan pada tahun 610 M, yakni 800 tahun lebih dahulu dari Luca Pacioli yang menerbitkan bukunya pada tahun 1494.
Dari sisi ilmu pengetahuan, Akuntansi adalah ilmu informasi yang mencoba mengkonversi bukti dan data menjadi informasi dengan cara melakukan pengukuran atas berbagai transaksi dan akibatnya yang dikelompokkan dalam account, perkiraan atau pos keuangan seperti aktiva, utang, modal, hasil, biaya, dan laba. Dalam Al Quran disampaikan bahwa kita harus mengukur secara adil, jangan dilebihkan dan jangan dikurangi. Kita dilarang untuk menuntut keadilan ukuran dan timbangan bagi kita, sedangkan bagi orang lain kita menguranginya. Dalam hal ini, Al Quran menyatakan dalam berbagai ayat, antara lain dalam surah Asy-Syu’ara ayat 181-184 yang berbunyi:”Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umat yang dahulu.”
Kebenaran dan keadilan dalam mengukur (menakar) tersebut, menurut Umer Chapra juga menyangkut pengukuran kekayaan, utang, modal pendapatan, biaya, dan laba perusahaan, sehingga seorang Akuntan wajib mengukur kekayaan secara benar dan adil. Seorang Akuntan akan menyajikan sebuah laporan keuangan yang disusun dari bukti-bukti yang ada dalam sebuah organisasi yang dijalankan oleh sebuah manajemen yang diangkat atau ditunjuk sebelumnya. Manajemen bisa melakukan apa saja dalam menyajikan laporan sesuai dengan motivasi dan kepentingannya, sehingga secara logis dikhawatirkan dia akan membonceng kepentingannya. Untuk itu diperlukan Akuntan Independen yang melakukan pemeriksaaan atas laporan beserta bukti-buktinya. Metode, teknik, dan strategi pemeriksaan ini dipelajari dan dijelaskan dalam Ilmu Auditing.
Dalam Islam, fungsi Auditing ini disebut “tabayyun” sebagaimana yang dijelaskan dalam Surah Al-Hujuraat ayat 6 yang berbunyi: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
Kemudian, sesuai dengan perintah Allah dalam Al Quran, kita harus menyempurnakan pengukuran di atas dalam bentuk pos-pos yang disajikan dalam Neraca, sebagaimana digambarkan dalam Surah Al-Israa’ ayat 35 yang berbunyi: “Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
Dari paparan di atas, dapat kita tarik kesimpulan, bahwa kaidah Akuntansi dalam konsep Syariah Islam dapat didefinisikan sebagai kumpulan dasar-dasar hukum yang baku dan permanen, yang disimpulkan dari sumber-sumber Syariah Islam dan dipergunakan sebagai aturan oleh seorang Akuntan dalam pekerjaannya, baik dalam pembukuan, analisis, pengukuran, pemaparan, maupun penjelasan, dan menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa.
Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah bersumber dari Al Quran, Sunah Nabwiyyah, Ijma (kespakatan para ulama), Qiyas (persamaan suatu peristiwa tertentu, dan ‘Uruf (adat kebiasaan) yang tidak bertentangan dengan Syariah Islam. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah, memiliki karakteristik khusus yang membedakan dari kaidah Akuntansi Konvensional. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah sesuai dengan norma-norma masyarakat islami, dan termasuk disiplin ilmu sosial yang berfungsi sebagai pelayan masyarakat pada tempat penerapan Akuntansi tersebut.
Persamaan kaidah Akuntansi Syariah dengan Akuntansi Konvensional terdapat pada hal-hal sebagai berikut:
1. Prinsip pemisahan jaminan keuangan dengan prinsip unit ekonomi;
2. Prinsip penahunan (hauliyah) dengan prinsip periode waktu atau tahun pembukuan keuangan;
3. Prinsip pembukuan langsung dengan pencatatan bertanggal;
4. Prinsip kesaksian dalam pembukuan dengan prinsip penentuan barang;
5. Prinsip perbandingan (muqabalah) dengan prinsip perbandingan income dengan cost (biaya);
6. Prinsip kontinuitas (istimrariah) dengan kesinambungan perusahaan;
7. Prinsip keterangan (idhah) dengan penjelasan atau pemberitahuan.
Sedangkan perbedaannya, menurut Husein Syahatah, dalam buku Pokok-Pokok Pikiran Akuntansi Islam, antara lain, terdapat pada hal-hal sebagai berikut:
1. Para ahli akuntansi modern berbeda pendapat dalam cara menentukan nilai atau harga untuk melindungi modal pokok, dan juga hingga saat ini apa yang dimaksud dengan modal pokok (kapital) belum ditentukan. Sedangkan konsep Islam menerapkan konsep penilaian berdasarkan nilai tukar yang berlaku, dengan tujuan melindungi modal pokok dari segi kemampuan produksi di masa yang akan datang dalam ruang lingkup perusahaan yang kontinuitas;
2. Modal dalam konsep akuntansi konvensional terbagi menjadi dua bagian, yaitu modal tetap (aktiva tetap) dan modal yang beredar (aktiva lancar), sedangkan di dalam konsep Islam barang-barang pokok dibagi menjadi harta berupa uang (cash) dan harta berupa barang (stock), selanjutnya barang dibagi menjadi barang milik dan barang dagang;
3. Dalam konsep Islam, mata uang seperti emas, perak, dan barang lain yang sama kedudukannya, bukanlah tujuan dari segalanya, melainkan hanya sebagai perantara untuk pengukuran dan penentuan nilai atau harga, atau sebagi sumber harga atau nilai;
4. Konsep konvensional mempraktekan teori pencadangan dan ketelitian dari menanggung semua kerugian dalam perhitungan, serta mengenyampingkan laba yang bersifat mungkin, sedangkan konsep Islam sangat memperhatikan hal itu dengan cara penentuan nilai atau harga dengan berdasarkan nilai tukar yang berlaku serta membentuk cadangan untuk kemungkinan bahaya dan resiko;
5. Konsep konvensional menerapkan prinsip laba universal, mencakup laba dagang, modal pokok, transaksi, dan juga uang dari sumber yang haram, sedangkan dalam konsep Islam dibedakan antara laba dari aktivitas pokok dan laba yang berasal dari kapital (modal pokok) dengan yang berasal dari transaksi, juga wajib menjelaskan pendapatan dari sumber yang haram jika ada, dan berusaha menghindari serta menyalurkan pada tempat-tempat yang telah ditentukan oleh para ulama fiqih. Laba dari sumber yang haram tidak boleh dibagi untuk mitra usaha atau dicampurkan pada pokok modal;
6. Konsep konvensional menerapkan prinsip bahwa laba itu hanya ada ketika adanya jual-beli, sedangkan konsep Islam memakai kaidah bahwa laba itu akan ada ketika adanya perkembangan dan pertambahan pada nilai barang, baik yang telah terjual maupun yang belum. Akan tetapi, jual beli adalah suatu keharusan untuk menyatakan laba, dan laba tidak boleh dibagi sebelum nyata laba itu diperoleh.
Dengan demikian, dapat diketahui, bahwa perbedaan antara sistem Akuntansi Syariah Islam dengan Akuntansi Konvensional adalah menyentuh soal-soal inti dan pokok, sedangkan segi persamaannya hanya bersifat aksiomatis.
Menurut, Toshikabu Hayashi dalam tesisnya yang berjudul “On Islamic Accounting”, Akuntansi Barat (Konvensional) memiliki sifat yang dibuat sendiri oleh kaum kapital dengan berpedoman pada filsafat kapitalisme, sedangkan dalam Akuntansi Islam ada “meta rule” yang berasal diluar konsep akuntansi yang harus dipatuhi, yaitu hukum Syariah yang berasal dari Tuhan yang bukan ciptaan manusia, dan Akuntansi Islam sesuai dengan kecenderungan manusia yaitu “hanief” yang menuntut agar perusahaan juga memiliki etika dan tanggung jawab sosial, bahkan ada pertanggungjawaban di akhirat, dimana setiap orang akan mempertanggungjawab kan tindakannya di hadapan Tuhan yang memiliki Akuntan sendiri (Rakib dan Atid) yang mencatat semua tindakan manusia bukan saja pada bidang ekonomi, tetapi juga masalah sosial dan pelaksanaan hukum Syariah lainnya.
Jadi, dapat kita simpulkan dari uraian di atas, bahwa konsep Akuntansi Islam jauh lebih dahulu dari konsep Akuntansi Konvensional, dan bahkan Islam telah membuat serangkaian kaidah yang belum terpikirkan oleh pakar-pakar Akuntansi Konvensional. Sebagaimana yang terjadi juga pada berbagai ilmu pengetahuan lainnya, yang ternyata sudah diindikasikan melalui wahyu Allah dalam Al Qur’an. “……… Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS.An-Nahl/ 16:89)
Penulis: MERZA GAMAL (Pengkaji Sosial Ekonomi Islami)
Sumber : http://aharlibrary.wordpress.com/2007/03/15/mengenal-prinsip-akuntansi-syariah/
Jurnal IFRS
FRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC).
Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang dahulu bernama Komisi Standar Akuntansi Internasional (AISC), merupakan lembaga independen untuk menyusun standar akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan (Choi et al., 1999 dalam Intan Immanuela, puslit2.petra.ac.id)
Natawidnyana (2008), menyatakan bahwa Sebagian besar standar yang menjadi bagian dari IFRS sebelumnya merupakan International Accounting Standards (IAS). IAS diterbitkan antara tahun 1973 sampai dengan 2001 oleh International Accounting Standards Committee (IASC). Pada bulan April 2001, IASB mengadospsi seluruh IAS dan melanjutkan pengembangan standar yang dilakukan.
Struktur IFRS
International Financial Reporting Standards mencakup:
• International Financial Reporting Standards (IFRS) – standar yang diterbitkan setelah tahun 2001
• International Accounting Standards (IAS) – standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001
• Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC) – setelah tahun 2001
• Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) – sebelum tahun 2001 (www.wikipedia.org)
Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi. Yang pertama berkaitan dengan definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang berkaitan. Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah transaksi tertentu harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya. Yang kedua adalah pengukuran dan penilaian. Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen laporan keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca). Hal ketiga yang dimuat dalam standar adalah pengakuan, yaitu kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen laporan keuangan sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan keuangan. Yang terakhir adalah penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Komponen keempat ini digunakan untuk menentukan jenis informasi dan bagaimana informasi tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu informasi dapat disajikan dalam badan laporan (Neraca, Laporan Laba/Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang menyertai laporan keuangan (Chariri, 2009).
Konverjensi ke IFRS di Indonesia
Indonesia saat ini belum mewajibkan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan IFRS melainkan masih mengacu kepada standar akuntansi keuangan lokal. Dewan Pengurus Nasional IAI bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan Dewan SAK merencanakan tahun 2012 akan menerapkan standar akuntansi yang mendekati konvergensi penuh kepada IFRS.
Dari data-data di atas kebutuhan Indonesia untuk turut serta melakukan program konverjensi tampaknya sudah menjadi keharusan jika kita tidak ingin tertinggal. Sehingga, dalam perkembangan penyusunan standar akuntansi di Indonesia oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) tidak dapat terlepas dari perkembangan penyusunan standar akuntansi internasional yang dilakukan oleh International Accounting Standards Board (IASB).
Sumber : http://www.akuntanmaniak.co.cc/2010/11/ifrs-2009.html
Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang dahulu bernama Komisi Standar Akuntansi Internasional (AISC), merupakan lembaga independen untuk menyusun standar akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan (Choi et al., 1999 dalam Intan Immanuela, puslit2.petra.ac.id)
Natawidnyana (2008), menyatakan bahwa Sebagian besar standar yang menjadi bagian dari IFRS sebelumnya merupakan International Accounting Standards (IAS). IAS diterbitkan antara tahun 1973 sampai dengan 2001 oleh International Accounting Standards Committee (IASC). Pada bulan April 2001, IASB mengadospsi seluruh IAS dan melanjutkan pengembangan standar yang dilakukan.
Struktur IFRS
International Financial Reporting Standards mencakup:
• International Financial Reporting Standards (IFRS) – standar yang diterbitkan setelah tahun 2001
• International Accounting Standards (IAS) – standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001
• Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC) – setelah tahun 2001
• Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) – sebelum tahun 2001 (www.wikipedia.org)
Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi. Yang pertama berkaitan dengan definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang berkaitan. Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah transaksi tertentu harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya. Yang kedua adalah pengukuran dan penilaian. Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen laporan keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca). Hal ketiga yang dimuat dalam standar adalah pengakuan, yaitu kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen laporan keuangan sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan keuangan. Yang terakhir adalah penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Komponen keempat ini digunakan untuk menentukan jenis informasi dan bagaimana informasi tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu informasi dapat disajikan dalam badan laporan (Neraca, Laporan Laba/Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang menyertai laporan keuangan (Chariri, 2009).
Konverjensi ke IFRS di Indonesia
Indonesia saat ini belum mewajibkan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan IFRS melainkan masih mengacu kepada standar akuntansi keuangan lokal. Dewan Pengurus Nasional IAI bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan Dewan SAK merencanakan tahun 2012 akan menerapkan standar akuntansi yang mendekati konvergensi penuh kepada IFRS.
Dari data-data di atas kebutuhan Indonesia untuk turut serta melakukan program konverjensi tampaknya sudah menjadi keharusan jika kita tidak ingin tertinggal. Sehingga, dalam perkembangan penyusunan standar akuntansi di Indonesia oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) tidak dapat terlepas dari perkembangan penyusunan standar akuntansi internasional yang dilakukan oleh International Accounting Standards Board (IASB).
Sumber : http://www.akuntanmaniak.co.cc/2010/11/ifrs-2009.html
Jurnal CSR
Apa sebetulnya manfaat CSR bagi perusahaan? Dan Apakah ada kaitannya dengan reputasi perusahaan di masa mendatang? Dan bagaimana mengimplementasikannya?
Dalam buku terbitan Esei mengupasnya. Ada paling tidak enam keuntungan bagi perusahaan menjalankan CSR, Menurut sang penulisnya, Dr. AB Susanto, enam keuntungan itu antara lain :
(1) mengurangi risiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima perusahaan
(2) berfungsi sebagai pelindung dan membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis
(3) memunculkan keterlibatan dan kebanggaan karyawan
(4) memperbaiki dan mempererat hubungan antara perusahaan dengan para stakeholder-nya (pemangku-kepentingan)
(5) meningkatkan penjualan
(6) memperbesar kemungkinan mendapat insentif-insentif lain seperti insentif pajak.
Adanya enam keuntungan perusahaan sebagaimana di atas, tentu akan menjawab pertanyaan ang kedua yaitu dengan menjalankan CSR maka perusahaan di masa mendatang akan semakin meningkat dalam reputasinya di masyarakat, yang akan berdampak pada profitabilitas perusahaan. Nilai profitabilitas akan diperoleh karena citra dan reputasi di masyarakat meningkat kareana efek yang secara konsisten menjalankan CSR dan berkontribusi bagi peningkatan kesejehateraan dan kualitas hidup masyarakat. Faktor ini sangatlah menguntungkan perusahaan dalam jangka panjang. Kutipan dari direktur Unilever, Maurits Lalisang bisa jadi menjadi cermin begitu pentingnya CRS bagi perusahaan. Mauritis mengatakan : Unilever Indonesia menyadari pentingnya memberi dan berbagi, bukan semata untuk meningkatkan reputasi, tetapi membantu perusahaan untuk terus tumbuh dan dan berkembang. Bagi Unilever Indonesia, tanggung jawab sosial perusahaan tidak terpisahkan dari bisnis. Setiap hari, begitu banyak orang Indonesia memakai produknya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, kebersihan, dan kesehatan. Mereka ikut membantu perusahaan untuk terus tumbuh dan menjadi perusahaan fast moving consumer goods terkemuka.
Ungakapan direktur unilever itu paling tidak menjadi bukti bahwa CSR dalam kajian tanggungjawab adalah tidak melulu pada bantuan jangka pendek, misalnya bantuan kepada korban bencana alam yang kadang membutuhkan dana tanggap darurat, tetapi sebetulnya dapat dijalankan dengan perspektif jangka panjang misalnya pengembangan usaha mikro dan perbaikan lingkungan hidup.
Memang konsep CSR tidak dapat dikotak—kotakan dalam bentuk apa bantuan disalurkan, seperti wilayah Indonesia yang merupakan zona Pacific Ring of Fire, dimana sangat rawan dengan bencana seperti tsunami, gempa bumi yang selalu saja membutuhkan dana tanggap darurat, maka kehadiran CSR ini sangatlah penting untuk membantu korban bencana. Keterkaitan bahasan itu, buku ini juga membahas tentang manajemen bencana. Dijelaskan bahwa proses manajemen bencana melibatkan empat tahapan, yaitu mitigasi atau peringatan (mitigation), kewaspadaan (alertness), tanggapan (response), dan pemulihan (recovery). Oleh karenanya jika perusahaan ingin berpartisipasi aktif menjalankan CRS di bidang bantuan korban bencana maka dapat menerapkan empat tahapan ini, untuk memberikan efek positif jangka panjang bagi masyarakat.
Bagi perusahaan-perusahaan lain yang ingin menjalankan SCR barangkali bisa belajar atau dari perusahaan-perusahaan yang sudah menjalankannya. Disebutkan beberapa perusahaan yang sudah menjalankan CRS selain PT. Unilever Indonesia juga ada PT Astra International Tbk, dengan programnya seperti Astra Green Company (AGC) yang meliputi aspek-aspek lingkungan, kesehatan, dan keselamatan kerja (LK3). Pada intinya selain kita bisa melihat pada perusahaan yang menjalankan CRS, ada beberapa aspek penting untuk menjalankan CSR. Dalam buku ini dipaparkan tentang panduan kerangka kerja (framework) implementasi CSR diantaranya penilaian (Assessment) CSR, pengembangan strategi, membangun komitmen dan mengimplementasikan komitmen, verifikasi laporan kemajuan, serta evaluasu dan perbaikan, sehingga bisa dianggap buku ini cukup inspiratif.
Sumber : http://id.shvoong.com/books/1984407-reputation-driven-corporate-social-responsibility/
Dalam buku terbitan Esei mengupasnya. Ada paling tidak enam keuntungan bagi perusahaan menjalankan CSR, Menurut sang penulisnya, Dr. AB Susanto, enam keuntungan itu antara lain :
(1) mengurangi risiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima perusahaan
(2) berfungsi sebagai pelindung dan membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis
(3) memunculkan keterlibatan dan kebanggaan karyawan
(4) memperbaiki dan mempererat hubungan antara perusahaan dengan para stakeholder-nya (pemangku-kepentingan)
(5) meningkatkan penjualan
(6) memperbesar kemungkinan mendapat insentif-insentif lain seperti insentif pajak.
Adanya enam keuntungan perusahaan sebagaimana di atas, tentu akan menjawab pertanyaan ang kedua yaitu dengan menjalankan CSR maka perusahaan di masa mendatang akan semakin meningkat dalam reputasinya di masyarakat, yang akan berdampak pada profitabilitas perusahaan. Nilai profitabilitas akan diperoleh karena citra dan reputasi di masyarakat meningkat kareana efek yang secara konsisten menjalankan CSR dan berkontribusi bagi peningkatan kesejehateraan dan kualitas hidup masyarakat. Faktor ini sangatlah menguntungkan perusahaan dalam jangka panjang. Kutipan dari direktur Unilever, Maurits Lalisang bisa jadi menjadi cermin begitu pentingnya CRS bagi perusahaan. Mauritis mengatakan : Unilever Indonesia menyadari pentingnya memberi dan berbagi, bukan semata untuk meningkatkan reputasi, tetapi membantu perusahaan untuk terus tumbuh dan dan berkembang. Bagi Unilever Indonesia, tanggung jawab sosial perusahaan tidak terpisahkan dari bisnis. Setiap hari, begitu banyak orang Indonesia memakai produknya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, kebersihan, dan kesehatan. Mereka ikut membantu perusahaan untuk terus tumbuh dan menjadi perusahaan fast moving consumer goods terkemuka.
Ungakapan direktur unilever itu paling tidak menjadi bukti bahwa CSR dalam kajian tanggungjawab adalah tidak melulu pada bantuan jangka pendek, misalnya bantuan kepada korban bencana alam yang kadang membutuhkan dana tanggap darurat, tetapi sebetulnya dapat dijalankan dengan perspektif jangka panjang misalnya pengembangan usaha mikro dan perbaikan lingkungan hidup.
Memang konsep CSR tidak dapat dikotak—kotakan dalam bentuk apa bantuan disalurkan, seperti wilayah Indonesia yang merupakan zona Pacific Ring of Fire, dimana sangat rawan dengan bencana seperti tsunami, gempa bumi yang selalu saja membutuhkan dana tanggap darurat, maka kehadiran CSR ini sangatlah penting untuk membantu korban bencana. Keterkaitan bahasan itu, buku ini juga membahas tentang manajemen bencana. Dijelaskan bahwa proses manajemen bencana melibatkan empat tahapan, yaitu mitigasi atau peringatan (mitigation), kewaspadaan (alertness), tanggapan (response), dan pemulihan (recovery). Oleh karenanya jika perusahaan ingin berpartisipasi aktif menjalankan CRS di bidang bantuan korban bencana maka dapat menerapkan empat tahapan ini, untuk memberikan efek positif jangka panjang bagi masyarakat.
Bagi perusahaan-perusahaan lain yang ingin menjalankan SCR barangkali bisa belajar atau dari perusahaan-perusahaan yang sudah menjalankannya. Disebutkan beberapa perusahaan yang sudah menjalankan CRS selain PT. Unilever Indonesia juga ada PT Astra International Tbk, dengan programnya seperti Astra Green Company (AGC) yang meliputi aspek-aspek lingkungan, kesehatan, dan keselamatan kerja (LK3). Pada intinya selain kita bisa melihat pada perusahaan yang menjalankan CRS, ada beberapa aspek penting untuk menjalankan CSR. Dalam buku ini dipaparkan tentang panduan kerangka kerja (framework) implementasi CSR diantaranya penilaian (Assessment) CSR, pengembangan strategi, membangun komitmen dan mengimplementasikan komitmen, verifikasi laporan kemajuan, serta evaluasu dan perbaikan, sehingga bisa dianggap buku ini cukup inspiratif.
Sumber : http://id.shvoong.com/books/1984407-reputation-driven-corporate-social-responsibility/
Manajemen Modal Kerja (Working Capital Management)
Manajemen modal kerja merupakan manajeman terhadap harta lancar dan hutang lancar. Terutama sekali bagaimana agar operasi perusahaan dapat berjalan dan kewajiban lancar atau kewajiban yang harus dibayar dalam jangka pendek satu periode atau satu tahun perusahaan mampu untuk melunasinya.
Modal kerja merupakan salah satu elemen yang penring bagi perusahaan, karena tanpa modal kerja yang cukup operasi perusahaan akan terganggung.
Sedangkan kebijakan modal kerja merupakan kebijakan perusahaan intik investasi dalam kativa lancar dan bagaimana mendanai aktiva lancar tersebut.
Pengertian modal kerja
Ada dua penegrtian modal kerja yaitu :
1. Gross Working Capital/GWC
Adalah keseluruhan Total Aktiva Lancar atau Total Current Assets/TCA
2. Net Working Capital
Adalah Aktiva Lancar dikurang Utang Lancar atau kelebihan Harta Lancar di atas Utang Lancar (TCA-TCL)
Sedangkan Modal Kerja operasi bersih adalah Aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar yang tidak dikenakan bunga (utang dagang dan kewajiban yang masih harus dibayar)
Menurut konsepnya Modal kerja dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Konsep Kuantitatif : Modal kerja adalah keseluruhan harta lancar (Gross Working Capital)
2. Konsep Kualitattif : Modal Kerja adalah kelebihan harta lancar di atas utang lancar (Net Working Capital)
3. Konsep Fungsional : Modal kerja dalam usaha yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan periode tersebut.
Alasan Pentingnya Manajemen Modal Kerja
a. Bahwa sebagian besar waktu manajer keuangan tersita untuk kegiatan operasi perusahaan (MMK)
b. Lebih separuh aktiva perusahaan merupakan aktiva lancar
c. Manajemen Modal Kerja sangat penting untuk keberhasilan perusahanan
d. Adanya hubungan langsung antara pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan untuk membiayai aktiva lancar
e. Kelebihan jumlah aktiva lancar bisa berakibat pada realisasi pengembalian investasi di bawah standar yang ditentukan
f. Kekurangan kativa lancar dapat menimbulkan kesulitan dalam operasi.
Pada manajemen modal kerja ada dua prinsip mendasar dari pendanaan operasi perusahaan :
a) kemampuan memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas
b) kemempuan memperoleh laba searah dengan risiko
Macam-macam Modal Kerja
a. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) adalah modal kerja yang harus tetap ada agar perusahaan dapat menjalankan operasinya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
b. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital) yaitu modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.
Modal kerja merupakan salah satu elemen yang penring bagi perusahaan, karena tanpa modal kerja yang cukup operasi perusahaan akan terganggung.
Sedangkan kebijakan modal kerja merupakan kebijakan perusahaan intik investasi dalam kativa lancar dan bagaimana mendanai aktiva lancar tersebut.
Pengertian modal kerja
Ada dua penegrtian modal kerja yaitu :
1. Gross Working Capital/GWC
Adalah keseluruhan Total Aktiva Lancar atau Total Current Assets/TCA
2. Net Working Capital
Adalah Aktiva Lancar dikurang Utang Lancar atau kelebihan Harta Lancar di atas Utang Lancar (TCA-TCL)
Sedangkan Modal Kerja operasi bersih adalah Aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar yang tidak dikenakan bunga (utang dagang dan kewajiban yang masih harus dibayar)
Menurut konsepnya Modal kerja dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Konsep Kuantitatif : Modal kerja adalah keseluruhan harta lancar (Gross Working Capital)
2. Konsep Kualitattif : Modal Kerja adalah kelebihan harta lancar di atas utang lancar (Net Working Capital)
3. Konsep Fungsional : Modal kerja dalam usaha yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan periode tersebut.
Alasan Pentingnya Manajemen Modal Kerja
a. Bahwa sebagian besar waktu manajer keuangan tersita untuk kegiatan operasi perusahaan (MMK)
b. Lebih separuh aktiva perusahaan merupakan aktiva lancar
c. Manajemen Modal Kerja sangat penting untuk keberhasilan perusahanan
d. Adanya hubungan langsung antara pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan untuk membiayai aktiva lancar
e. Kelebihan jumlah aktiva lancar bisa berakibat pada realisasi pengembalian investasi di bawah standar yang ditentukan
f. Kekurangan kativa lancar dapat menimbulkan kesulitan dalam operasi.
Pada manajemen modal kerja ada dua prinsip mendasar dari pendanaan operasi perusahaan :
a) kemampuan memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas
b) kemempuan memperoleh laba searah dengan risiko
Macam-macam Modal Kerja
a. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) adalah modal kerja yang harus tetap ada agar perusahaan dapat menjalankan operasinya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
b. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital) yaitu modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.
APBN
Pengertian Anggaran
Secara umum, pengrtian anggaran adalah rencana keuangan yang mencerminkan pilihan kebijakan untuk periode pada masa yang akan datang, sedangkan secara sempit pengertian anggaran adalahg suatu pernyataan tentang perkiraan pengeluaran dan penerimaan yang diharapkan akan terjadi pada suatu periode dimasa yang akan datang. Serta data pengeluaran dan penerimaan yang sungguh-sungguh terjadi di saat ini dan masa lalu.
Semua tindakan pemerintahan yang mempunyai akibat keuangan sehingga negara dibebani kewajiban untuk membayar dan negara memperoleh hak untuk menagih adalah termasuk dalam bidang keuangan negara. Untuk dapat menjabarkan pengertian keuanagn negara tersebut secara riil maka diperlukan adanya proses perencanaan atau planing. Proses perencanaan dalam kaitannnya dengan APBN tentu berkaitan dengan perencanaan keuangan (budgeting atau penganggaran). Budget atau anggaran daalam pengertian umum diartikan sebagai suatu rencana kerja untuk suatu periode yang akan datang yang telah dinilai dengan uang. Pengertian budget yang demikian ini merpakan serapan dari bahasa inggris, kata budget yang digunakan di inggris sendiri merupakan serapan dari istilah bahasa perancis yaitu bouge atau bougette yang berarti “tas” dipinggang yang terbuat dari kulit. Yang kemudian di inggris kata budget ini berkembang artinya menjadi tempat surat yang terbuat dari kulit, khususnya tas tersebut dipergunakan oleh mentri keuangan untuk menyimpan surat-surat anggaran. Sementara itu di negeri belanda, anggaran disebut begrooting yang berasal dari bahasa belanda kuno grote yang berarti memperkirakan.
Di indonesia sendiri pada awal mulanya atau pada zaman hindia belanda secara resmi digunakan istilah bergroating untuk menyatakan pengertian anggaran. Namuna sejak proklamasi tanggal 17 agustus 1945 istilah anggaran pendapatan dan belanja dipakai secara resmi dalam pasal 23 ayat 1 UUD 45 dan didalam perkembangan selanjutnya ditambahkan kata negara untuk melengkapinya sehingga menjadi anggaran pendapatan dan belanja negara.
Secara umum, pengrtian anggaran adalah rencana keuangan yang mencerminkan pilihan kebijakan untuk periode pada masa yang akan datang, sedangkan secara sempit pengertian anggaran adalahg suatu pernyataan tentang perkiraan pengeluaran dan penerimaan yang diharapkan akan terjadi pada suatu periode dimasa yang akan datang. Serta data pengeluaran dan penerimaan yang sungguh-sungguh terjadi di saat ini dan masa lalu.
Semua tindakan pemerintahan yang mempunyai akibat keuangan sehingga negara dibebani kewajiban untuk membayar dan negara memperoleh hak untuk menagih adalah termasuk dalam bidang keuangan negara. Untuk dapat menjabarkan pengertian keuanagn negara tersebut secara riil maka diperlukan adanya proses perencanaan atau planing. Proses perencanaan dalam kaitannnya dengan APBN tentu berkaitan dengan perencanaan keuangan (budgeting atau penganggaran). Budget atau anggaran daalam pengertian umum diartikan sebagai suatu rencana kerja untuk suatu periode yang akan datang yang telah dinilai dengan uang. Pengertian budget yang demikian ini merpakan serapan dari bahasa inggris, kata budget yang digunakan di inggris sendiri merupakan serapan dari istilah bahasa perancis yaitu bouge atau bougette yang berarti “tas” dipinggang yang terbuat dari kulit. Yang kemudian di inggris kata budget ini berkembang artinya menjadi tempat surat yang terbuat dari kulit, khususnya tas tersebut dipergunakan oleh mentri keuangan untuk menyimpan surat-surat anggaran. Sementara itu di negeri belanda, anggaran disebut begrooting yang berasal dari bahasa belanda kuno grote yang berarti memperkirakan.
Di indonesia sendiri pada awal mulanya atau pada zaman hindia belanda secara resmi digunakan istilah bergroating untuk menyatakan pengertian anggaran. Namuna sejak proklamasi tanggal 17 agustus 1945 istilah anggaran pendapatan dan belanja dipakai secara resmi dalam pasal 23 ayat 1 UUD 45 dan didalam perkembangan selanjutnya ditambahkan kata negara untuk melengkapinya sehingga menjadi anggaran pendapatan dan belanja negara.
Rabu, 05 Januari 2011
Kode Etik Internal Auditor
1. Integrity
Seorang internal auditor harus memiliki itegritas yang tinggi yaitu berkaitan dengan faktor kepercayaan (trust), oleh karena hal itulah yang akan merupakan landasan untuk menilai kebenaran atas pertimbangan keputusan yang diambil. Artinya internal auditor akan melaksanakan tugasnya secara jujur, bertanggung jawab dan teliti. Internal audit akan memperhatikan aturan hukum dan mengungkapkan segala hal yang diharapkan baik oleh ketetntuan hukum maupun profesi.
2. Objectivity
Internal audit harus dapat menunjukkan objektivitas dan bersikap profesional dalam melaksanakan tugasnya baik dalam mengumpulkan,mengevaluasi dan mengkomunikasikan informasi yang diperoleh dalam pemeriksaan/penelitian yang dilakukan, serta tidak terpengaruh dengan orang lain dan faktor subjektifitas maupun kepentingan pribadi.
3. Confidentiality
Internal auditor sangat menjunjung tinggi faktor yang sangat dirahasiakan serta sangat menjaga nilai dan kepemilikan informasi yang diperolehnya. Informasi tersebut hanya dapat diungkapkan kepada pihak-pihak yang berhak kecuali ada kewajiban yang didukung dilandasi faktor legal.
4. Competency
Internal auditor akan menerapkan pengetahuan, keahlian maupun pengelaman yang diperlukan untuk melaksanakan tugas internal auditing. Internal auditor akan melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemahirannya, efektivitas dan kualitas pekerjaannya secara terus-menerus.
Seorang internal auditor harus memiliki itegritas yang tinggi yaitu berkaitan dengan faktor kepercayaan (trust), oleh karena hal itulah yang akan merupakan landasan untuk menilai kebenaran atas pertimbangan keputusan yang diambil. Artinya internal auditor akan melaksanakan tugasnya secara jujur, bertanggung jawab dan teliti. Internal audit akan memperhatikan aturan hukum dan mengungkapkan segala hal yang diharapkan baik oleh ketetntuan hukum maupun profesi.
2. Objectivity
Internal audit harus dapat menunjukkan objektivitas dan bersikap profesional dalam melaksanakan tugasnya baik dalam mengumpulkan,mengevaluasi dan mengkomunikasikan informasi yang diperoleh dalam pemeriksaan/penelitian yang dilakukan, serta tidak terpengaruh dengan orang lain dan faktor subjektifitas maupun kepentingan pribadi.
3. Confidentiality
Internal auditor sangat menjunjung tinggi faktor yang sangat dirahasiakan serta sangat menjaga nilai dan kepemilikan informasi yang diperolehnya. Informasi tersebut hanya dapat diungkapkan kepada pihak-pihak yang berhak kecuali ada kewajiban yang didukung dilandasi faktor legal.
4. Competency
Internal auditor akan menerapkan pengetahuan, keahlian maupun pengelaman yang diperlukan untuk melaksanakan tugas internal auditing. Internal auditor akan melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemahirannya, efektivitas dan kualitas pekerjaannya secara terus-menerus.
Cost Accounting Standards Board
Cos Accounting Standards Board, didirikan oleh kongres di tahun 1970, menetapkan standar akuntansi biaya untuk perusahaan-perusahaan domestik yang memperoleh kontrak atau subkontrak besar dari pemerintah federal, baik sipil maupun militer. Di tahun 1980, CABS dibubarkan karena kongres mengenggap bahwa tujuan dewan tersebut menjadi bagian dari semua peraturab pembelian pemerintah federal dan tetap berlaku. Kongres mendirikan kembali dewan ini tahun 1988.
CASB juga menerbitkan Coast Accounting Standards (CAS) yang membahas semua aspek alokasi, definisi dan pengukuran biaya yang dapat dialokasikan, dan penentuan metode a suatu periode akuntansi dimana biaya tersebut dapat dialokasikan. Alokasi penuh dari total biaya dari suatu periode tertentu, termasuk biaya administratif dan biaya tidak langsung lainnya, merupakan dasar dalam menentukan biaya dari kontrak.
CASB juga menerbitkan Coast Accounting Standards (CAS) yang membahas semua aspek alokasi, definisi dan pengukuran biaya yang dapat dialokasikan, dan penentuan metode a suatu periode akuntansi dimana biaya tersebut dapat dialokasikan. Alokasi penuh dari total biaya dari suatu periode tertentu, termasuk biaya administratif dan biaya tidak langsung lainnya, merupakan dasar dalam menentukan biaya dari kontrak.
Akuntansi Internasional
Akuntansi Internasional
Perkembangan yang cepat dalam pasar modal global dan aktivitas investasi lintas batas memberi arti bahwa dimensi internasional dari akuntansi menjadi semakin penting dari masa sebelumnya bagi kalangan profesional yang harus berhubungan dalam satu cara atau cara lain dalam lingkup ini.
Akuntansi memainkan peranan yang sangat penting dalam masyarakat. Tujuan dari akuntansi adalah menyediakan informasi yang dapat digunakan oleh pengambilan keputusan untuk membuat keputusan ekonomi.
Dalam dunia usaha, akuntansi merupakan suatu alat informasi, dimana akuntansi memberikan informasi yang akurat untuk pengambilan keputusan.
Akuntansi memberikan informasi mengenai perusahaan dan transaksinya untuk memfasilitasi keputusan alokasi sumber daya oleh para pengguna. Jika informasi dapat diandalkan dan bermanfaat, maka sumber daya yang terbatas dapat dialokasikan optimal.
Akuntansi internasional memiliki peranan yang serupa dengan konteks yang lebih luas, dimana lingkup pelaporannya adalah untuk perusahaan multinasional dengan transaksi dan operasi lintas batas negara atau perusahaan dengan kewajiban pelaporan kepada para pengguna laporan di negara lain.
Proses akuntansinya pun tidaklah berbeda dan dengan kualifikasi standar pelaporan tertentu yang diatur secara internasional maupun lokal pada negara tertentu.
Tapi penting untuk diketahui mengenai dimensi internasional dari proses akuntansi pada tiap negara yang berbeda. Dimana perbedaa itu meliputi, perbedaan budaya, praktik bisnis , struktur politik, sistem hukum, nilai mata uang, tingkat inflasi lokal, risiko bisnis dan serta aturan perundang-undangan mempengaruhi bagaimana perusahaan multinasional melakukan kegiatan opersionalnya dan memberikan laporan keuangannya.
Akuntansi memcakup proses yang luas :
1. Pengukuran
Memberikan masukan mendalam megenai probabilitas operasi suatu perusahaan dan kekuatan poisisi keuangan.
2. Pengungkapan
Proses dimana pengukuran akuntansi dikomunikasikan kepada para pengguna laporan keuangan dan digunakan dalam pengambilan keputusan.
3. Auditing
Proses dimana para kalangan profesional akuntansi khusus (auditor) melakukan atestasi (pengujian) terhadap keandalan proses pengukuran dan komunikasi.
Sudut Pandang Sejarah
Awalnya, Akuntansi dimulai dengan sistem pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) di Italia pada abad ke 14 dan 15. sistem pembukuan berpasangan, dianggap awal penciptaan akuntansi. Akuntansi modern dimulai sejak double entry accounting emukan dan digunakan didalam kegiatan bisnis yaitu sistem pencataatn beerganda double entry bookkeeping) yang diperkenalkan oleh Luca Pacioli (th 1447).
Luca Pacioli lahir di Italia tahun 1447, dia bukan akuntan tetapi pendeta yang ahli matematika, dan pengajar pada beberapa universitas terkemuka di Italia. Lucalah orang yang pertama sekali mempublikasikan prinsip-prinsip dasar double accounting system dalam buku berjudul : Summa the arithmetica geometria proportioni et propotionalita di tahun 1494. Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa prinsip dasar doble accounting system bukanlah ide murni Luca namun dia hanya merangkum praktek akuntansi yang berlangsung pada saat itu dan mempublikasikannya.Hal ini diakui sendiri oleh Luca (Radebaugh, 1998) “Pacioli did not claim that his ideas were orinigal, just that he was the one who was trying to organize and publish them. He objective was to publish a popular book that could be used by all, following the influence of the venetian businessmen rather than bankers”. Praktek dengan metode vinetian yang menjadi acuan Luca menulis buku tersebut telah menjadi metode yang diadopsi tidak hanya di italia namun hampir disemua negara eropa seperti Jerman, Belanda, Inggris.
Luca memperkenalkan 3 (tiga) catatan penting yang harus dilakukan :
1. Buku Memorandum, adalah buku catatan mengenai seluruh informasi transaksi bisnis.
2. Jurnal, dimana transaksi yang informasinya telah disimpan dalam buku memorandum kemudian dicacat dalam jurnal.
3. Buku Besar, adalah suatu buku yang merangkum jurnal diatas. Buku besar merupakan centre of the accounting system (Raddebaugh, 1996).
Perkembangan sistem akuntansi ini didorong oleh pertumbuhan perdagangan internasional di Italia Itara selama masa akhir abad pertengahan dan keinginan pemerintah untuk menemukan cara dalam mengenakan pajak terhadap transaksi komersial.
“Pembukuan ala Italia” kemudian beralih ke Jerman untuk membantu para pedagang zaman Fugger dan kelompok Hanseatik. Pada saat bersamaan filsuf bisnis Belanda menerapkan keseluruhan sistem dalam perencanaan dan akuntabilitas pemerintaha.
Tahun 1850-an double entry bookkeeping mencapai Kepulauan Inggris yang menyebabkan tumbuhnya masyarakat akuntansi dan profesi akuntansi publik yang terorganisasi di Skotlandia dan Inggris tahun 1870-an. Praktik akuntansi Inggris menyebar ke seluruh Amerika Utaradan seluruh wilayah persemakmuran Inggris. Selain itu model akuntansi Belanda diekspor antara lain ke Indonesia. Sistem akuntansi Perancis di Polinesia dan wilayah-wilayah Afrika dibawah pemerintahan Perancis. Kerangka pelaporan sistem Jerman berpengaruh di Jepang, Swedia, dan Kekaisaran Rusia.
Paruh Pertama abad 20, seiring tumbuhnya kekuatan ekonomi Amerika Serikat, kerumitan masalah akuntansi muncul bersamaan. Kemudian Akuntansi diakui sebagai suatu disiplin ilmu akademik tersendiri. Setelah Perang Dunia II, pengaruh Akuntansi semakin terasa di Dunia Barat.
Bagi banyak negara, akuntansi merupakan masalah nasional dengan standar dan praktik nasional yang melekat erat dengan hukum nasional dan aturan profesional.
Sudut Pandang Kontemporer
Terdapat sejumlah faktor tambahan yang menambah pentingnya mempelajari akuntansi internasional. Faktor-faktor ini tumbuh dari pengurangan signifikan dan terus-menerus hambatan perdagangan dan pengendalian modal secara nasional yang tejadi seiring kemajuan teknologi informasi.
Pengendalian nasional terhadap arus modal, valuta asing, investasi asing langsung dan transaksi terkait telah diliberalisasikan secara dramatis beberapa tahun terakhir, sehingga hambatan bisnis internasional berkurang.
Kemajuan taknologi informasi menyebabkan perubahan radikal dalam ekonomi produksi dan distribusi.
Pertumbuhan dan penyebaran operasi multinasional
Bisnis internasional secara tradisional terkait dengan perdagangan luar negeri. Kegiatan ini yang barakar dari masa lampau, akan terus berlanjut.
Isu akuntansi utama yang berhubungan dengan kegiatan ekspor dan impor adalah akuntansi untuk transaksi mata uang asing. Bisnis internasional saat ini semakin berhubungan dengan investasi asing langsung, yang meliputi pendirian sistem manufaktur atau distribusi dari luar negeri dengan membentuk afiliasi yang dsimiliki seutuhnya, usaha patungan atau afiliasi stau analisis strategis.
Operasi yang dilaksanakan diluar negeri membuat manager kauangan dan akuntan menghadapi resiko barupa semua jenis masalah yang ketika operasi perusahaan tidak mereka hadapi kerika operasi perusahaan dilaksanakan didalam wilayah stau negara.
Prinsip pelaporan keuangan nasional dapat berbeda secara signifikan dari suatu negara ke negara lain karena prinsip-prinsip akuntansi tersebut dibentuk oleh lingkungan sosial ekonomi yang berbeda. Selain itu terdapat pilihan kurs nilai tukar yang digunakan untuk mengkonversi akun-akun luar negeri ke dalam satu mata uang pelaporan.
Manajer keuanagn dan akuntan juga hasrus memahami pengaruh kompleksitas lingkungan pengukuran akuntansi suatu perusahaan multinasional, memahami pengaruh perubahan akuntansi suatu perusahaan multinasional, memahami pengaruh perubahan nilai tukar dan tingkat inflasi merupakan hal penting, memiliki pengetahuan mengenai hukum pajak dan nilai mata uang untuk usaha yang beroperasi dilebih satu negara.
Kompetisi Global
Faktor lain yang turut menyumbangkan semakin pentingnya akuntansi internasional adalah fenomena kompetisi global. Penentuan acuan (benchmarking), suatu tindakan untuk membandingkan kinerja satu pihak dengan suatu standar yang memadai bukan hal yang baru, tetapi standar perbandingan yang digunakan kini melampaui batas-batas nasional adalah sesuatu yang baru.
Merger dan Akuisisi Lintas Batas
Merger umumnya diringkas dengan istilah sinergi operasi atau skala ekonomi, akuntansi memainkan peranan yang penting dalam mega konsolidasi ini karena angka-angka yang dihasilkan akuntansi bersifat mendasar dalam proses penilaian perusahaan. Perbedaan pengukuran nasional dapat memperumit proses panilaian perusahaan.
Sebagai contoh, penilaian perusahaan sering kali didasarkan pada faktor-faktor berbasis harga (price), seperti rasio harga atas laba (P/E). Pendekatan disini adalah untuk menurunkan rata-rata faktor P/E untuk perusahaan yang sebanding dalam industri dan penerapan faktor ini atas laba yang dilaporkan oleh perusahaan yang sedang diniali untuk menghasilkan harga tawaran yang memadai.
Perhatian utama perusahaan yang melakukan akuisisi ketika sedang memberikan tawaran atas terget akuisisi asing adalah sejauh apa faktor E (laba-earnings) dalam ukuran P/E ini merupakan refleksi sesungguhnya dari variabel yang sedang diukur, bila dibandingkan dengan hasil dari perbedaan pengukuran akuntansi.
Inovasi Keuangan
Manajemen resiko telah menjadsi istilah yang popular dalam lingkungan perusahaan dan menajemen. Dengan deregulasi pasar keuangan dan pengendalian modal yang terus dilakukan, vollatilitas dalam harga komoditas, valuta asing kredit dan ekuitas menjadi hal yang biasa saat ini. Berdasarkan kondisi dunia saat ini keunagan perlu menyadari resiko yang mereka hadapi, memutuskan resiko mana yang perlu dilindungi dan mengevaluasi haisl strategi manajemen risiko yang dijalankan. Meskipun kemajuan teknologi memungkinkan pergeseran risiko keuangan ke pihak lain, tetapi beban untuk mengukur risiko antar pihak tidak dapat dialihkan dan sekarang berasa pihak sekelompok besar antar pihak tidak dapat dialihkan dan sekarang berada dipihak sekelompok besar pelaku pasar yang ada si negara lain.
Internasionalisme Pasar Modal
Faktor yang banyak menyumbang perhatian lebih terhadap akuntansi internasional dikalangan eksekutif perusahaan, investor, regulator pasar, pembuat standar akuntansi akuntansi dan para pendidik ilmu bisnis adalah internasionalisasi pasar modal seluruh dunia.
Federasi Pasar Modal Dunia ( Word Federation of Exchnages ) melaporan bahwa perusahaan domestik mencatat sahamnya meningkat di beberapa pasar dan menurun dibeberapa pasar lainnya selama masa-masa dekade sekarang, yang sebagian disebabkan oleh merger dan akuisisi, yang juga berakibat pada penghapusan pencatatan sahaam (delisting) yang dilakukan beberapa perusahaan yang terkait.
Tiga wilayah pasar ekuitas terbesar adalah, Amerika Utara, Asia Pasifik dan Eropa.
Amerika Utara
Ekonomi AS dan pasar sahamnya mengalami pertumbuhan tanpa henti selama tahun 1990 pada tahun 2000, baik NYSE maupun Nasdaq mendominasi bursa efek lain diseluruh dunia dalam hal kapitalisasi pasar, nilai perdaganag saham domestik, nilai perdagangan saham asing, modal yang diperoleh perusahaan yang baru terdaftar, jumlah perusahaan domestik ynag mencatatkan saham dan jumlah perusahaan asing yang mencatatkan sahamnya.
Asia
Asia diperkirakan akan menjadi wilayah pasar ekuitas terpenting. RRC (Republik Rakyat Cina) muncul sebgai perekonomian global utama dan negara-negara “Macan Asia” mengalami pertumbuhan dan pembangunan yang fenomenal.
Beberapa krisis kauangan di Asia menunjukkan kerentanan dan ketidakmatanagn perekonomian di Asia dan memperlambat pertumbuhan pasar modal di wilayah ini. Ditambah lagi pendapat dari kritikus mengenai lemahnya pengukuran akuntansi, pengungkapan dan stansar auditing serta pengawasan dan penegakan implementasi standar tersebut.
Namun demikian prospek pertumbuhan masa depan dalam pasar ekuitas Asia tampak kuat. Kapitalisasi pasar sebagai presentase dari produk domestik bruto (Gross Domestic Product-GDP) di Asia terbilang rendah dibandingkan Amerika Serikat dan beberapa pasar utama Eropa, yang menunjukkan bahwa pasar ekuitas dapat memainkan peranan yang lebih besar di perekonomian Asia.
Eropa Barat
Eropa adalah wilayah pasar ekuitas terbesar kedua di dunia dalam hal kapitalisasi pasar dan volume perdagangan. Perluasan ekonomi secara signifikan turut mengumbangkan pertumbuhan pasar ekuitas yang cepat selama paruh kedua tahun 1990-an.
Faktor terkait di Eropa continental adalah perubahan perlahan menuju orientasi ekuitas yang sudah lama menjadi ciri-ciri pasar ekuitas London dan Amerika Utara.
Pasar Ekuitas Eropa
Pasar modal Eropa sedang mengalami perubahan besar dalam waktu singkat ekonomi di dalam Uni Eropa.
Budaya Ekuitas yang abru di Eropa Kontinental
Tumbuhan budaya ekuitas di Eropa merupakan dasar untuk memperkiraan pertumbuhan kelanjutan di pasar ekuitas Eropa.
Persaingan yang intensif di kalangan bursa efek Eropa memicu timbulnya perkembanagn suatu budaya ekuitas, yang kemudian menjadi lebih berorientasi ke investor untuk meningkatkan kredibilitas dan menarik pencatatan saham baru.
Banyak regulator efek dan bursa efek Eropa telah melaksanakan aturan pasar lebih ketat dan memperkuat upaya penegakan aturan.
Meski demikian, persaingan ketat juga menyebabkan bursa efek dan regulator nasional untuk mempermudah aturan pencatatan saham dan memberikan pengecualian khusus bagi perusahaan penerbit saham.
Meski selama tahun 1990-an perusahaan di Eropa Kontinental telah memulai corporate gavernance untuk menarik modal baru dan minat investor, namun banyak perusahaan termasuk diantaranya perusahaan terbesar didunia, masih tertinggal jah pengungkapan dan standar pencatatan saham yang ada di Inggris dan Amerika Utara.
Pencacatan dan Penerbitan Saham Lintas Batas
Gelombang minat melakukan pencatatan saham litas batas yang terjadi di pasar baru Eropa, menunjukkan bukti bahwa perusahaan penerbit shama bermaksud melakukan pencatatan lintas-batas di Eropa untuk memperluas kelompok pemegang saham, meningkatkan kesadaran terhadap produk mereka dan membangun kesadarab masyarakat terhadap perusahaan, khususnya di negara-negara dimana perusahaan memiliki operasi yang signifikan dan pelanggan.
Banyak perusahaan Eropa mengalami kesulitan ketika memutuskan dimana meningkatkan jumlah modal atau mencatatkan sahamnya. Pengetahuan mengenai berbagai pasar ekuitas dengan hukum, aturan dan karakter kelembagaan yang berbeda saat diperlakukan saat ini. Pemahaman mengenai bagaimana karakteristik perusahaan penerbit saham dan bursa efek saling berhubungan juga diperlukan. Negara asal, industri, dan besarnya penawaran perusahaan penerbit saham hanyalah beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan. Biaya dan manfaat kombinasi pasar yang berbeda juga perlu untuk dipahami.
Perkembangan yang cepat dalam pasar modal global dan aktivitas investasi lintas batas memberi arti bahwa dimensi internasional dari akuntansi menjadi semakin penting dari masa sebelumnya bagi kalangan profesional yang harus berhubungan dalam satu cara atau cara lain dalam lingkup ini.
Akuntansi memainkan peranan yang sangat penting dalam masyarakat. Tujuan dari akuntansi adalah menyediakan informasi yang dapat digunakan oleh pengambilan keputusan untuk membuat keputusan ekonomi.
Dalam dunia usaha, akuntansi merupakan suatu alat informasi, dimana akuntansi memberikan informasi yang akurat untuk pengambilan keputusan.
Akuntansi memberikan informasi mengenai perusahaan dan transaksinya untuk memfasilitasi keputusan alokasi sumber daya oleh para pengguna. Jika informasi dapat diandalkan dan bermanfaat, maka sumber daya yang terbatas dapat dialokasikan optimal.
Akuntansi internasional memiliki peranan yang serupa dengan konteks yang lebih luas, dimana lingkup pelaporannya adalah untuk perusahaan multinasional dengan transaksi dan operasi lintas batas negara atau perusahaan dengan kewajiban pelaporan kepada para pengguna laporan di negara lain.
Proses akuntansinya pun tidaklah berbeda dan dengan kualifikasi standar pelaporan tertentu yang diatur secara internasional maupun lokal pada negara tertentu.
Tapi penting untuk diketahui mengenai dimensi internasional dari proses akuntansi pada tiap negara yang berbeda. Dimana perbedaa itu meliputi, perbedaan budaya, praktik bisnis , struktur politik, sistem hukum, nilai mata uang, tingkat inflasi lokal, risiko bisnis dan serta aturan perundang-undangan mempengaruhi bagaimana perusahaan multinasional melakukan kegiatan opersionalnya dan memberikan laporan keuangannya.
Akuntansi memcakup proses yang luas :
1. Pengukuran
Memberikan masukan mendalam megenai probabilitas operasi suatu perusahaan dan kekuatan poisisi keuangan.
2. Pengungkapan
Proses dimana pengukuran akuntansi dikomunikasikan kepada para pengguna laporan keuangan dan digunakan dalam pengambilan keputusan.
3. Auditing
Proses dimana para kalangan profesional akuntansi khusus (auditor) melakukan atestasi (pengujian) terhadap keandalan proses pengukuran dan komunikasi.
Sudut Pandang Sejarah
Awalnya, Akuntansi dimulai dengan sistem pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) di Italia pada abad ke 14 dan 15. sistem pembukuan berpasangan, dianggap awal penciptaan akuntansi. Akuntansi modern dimulai sejak double entry accounting emukan dan digunakan didalam kegiatan bisnis yaitu sistem pencataatn beerganda double entry bookkeeping) yang diperkenalkan oleh Luca Pacioli (th 1447).
Luca Pacioli lahir di Italia tahun 1447, dia bukan akuntan tetapi pendeta yang ahli matematika, dan pengajar pada beberapa universitas terkemuka di Italia. Lucalah orang yang pertama sekali mempublikasikan prinsip-prinsip dasar double accounting system dalam buku berjudul : Summa the arithmetica geometria proportioni et propotionalita di tahun 1494. Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa prinsip dasar doble accounting system bukanlah ide murni Luca namun dia hanya merangkum praktek akuntansi yang berlangsung pada saat itu dan mempublikasikannya.Hal ini diakui sendiri oleh Luca (Radebaugh, 1998) “Pacioli did not claim that his ideas were orinigal, just that he was the one who was trying to organize and publish them. He objective was to publish a popular book that could be used by all, following the influence of the venetian businessmen rather than bankers”. Praktek dengan metode vinetian yang menjadi acuan Luca menulis buku tersebut telah menjadi metode yang diadopsi tidak hanya di italia namun hampir disemua negara eropa seperti Jerman, Belanda, Inggris.
Luca memperkenalkan 3 (tiga) catatan penting yang harus dilakukan :
1. Buku Memorandum, adalah buku catatan mengenai seluruh informasi transaksi bisnis.
2. Jurnal, dimana transaksi yang informasinya telah disimpan dalam buku memorandum kemudian dicacat dalam jurnal.
3. Buku Besar, adalah suatu buku yang merangkum jurnal diatas. Buku besar merupakan centre of the accounting system (Raddebaugh, 1996).
Perkembangan sistem akuntansi ini didorong oleh pertumbuhan perdagangan internasional di Italia Itara selama masa akhir abad pertengahan dan keinginan pemerintah untuk menemukan cara dalam mengenakan pajak terhadap transaksi komersial.
“Pembukuan ala Italia” kemudian beralih ke Jerman untuk membantu para pedagang zaman Fugger dan kelompok Hanseatik. Pada saat bersamaan filsuf bisnis Belanda menerapkan keseluruhan sistem dalam perencanaan dan akuntabilitas pemerintaha.
Tahun 1850-an double entry bookkeeping mencapai Kepulauan Inggris yang menyebabkan tumbuhnya masyarakat akuntansi dan profesi akuntansi publik yang terorganisasi di Skotlandia dan Inggris tahun 1870-an. Praktik akuntansi Inggris menyebar ke seluruh Amerika Utaradan seluruh wilayah persemakmuran Inggris. Selain itu model akuntansi Belanda diekspor antara lain ke Indonesia. Sistem akuntansi Perancis di Polinesia dan wilayah-wilayah Afrika dibawah pemerintahan Perancis. Kerangka pelaporan sistem Jerman berpengaruh di Jepang, Swedia, dan Kekaisaran Rusia.
Paruh Pertama abad 20, seiring tumbuhnya kekuatan ekonomi Amerika Serikat, kerumitan masalah akuntansi muncul bersamaan. Kemudian Akuntansi diakui sebagai suatu disiplin ilmu akademik tersendiri. Setelah Perang Dunia II, pengaruh Akuntansi semakin terasa di Dunia Barat.
Bagi banyak negara, akuntansi merupakan masalah nasional dengan standar dan praktik nasional yang melekat erat dengan hukum nasional dan aturan profesional.
Sudut Pandang Kontemporer
Terdapat sejumlah faktor tambahan yang menambah pentingnya mempelajari akuntansi internasional. Faktor-faktor ini tumbuh dari pengurangan signifikan dan terus-menerus hambatan perdagangan dan pengendalian modal secara nasional yang tejadi seiring kemajuan teknologi informasi.
Pengendalian nasional terhadap arus modal, valuta asing, investasi asing langsung dan transaksi terkait telah diliberalisasikan secara dramatis beberapa tahun terakhir, sehingga hambatan bisnis internasional berkurang.
Kemajuan taknologi informasi menyebabkan perubahan radikal dalam ekonomi produksi dan distribusi.
Pertumbuhan dan penyebaran operasi multinasional
Bisnis internasional secara tradisional terkait dengan perdagangan luar negeri. Kegiatan ini yang barakar dari masa lampau, akan terus berlanjut.
Isu akuntansi utama yang berhubungan dengan kegiatan ekspor dan impor adalah akuntansi untuk transaksi mata uang asing. Bisnis internasional saat ini semakin berhubungan dengan investasi asing langsung, yang meliputi pendirian sistem manufaktur atau distribusi dari luar negeri dengan membentuk afiliasi yang dsimiliki seutuhnya, usaha patungan atau afiliasi stau analisis strategis.
Operasi yang dilaksanakan diluar negeri membuat manager kauangan dan akuntan menghadapi resiko barupa semua jenis masalah yang ketika operasi perusahaan tidak mereka hadapi kerika operasi perusahaan dilaksanakan didalam wilayah stau negara.
Prinsip pelaporan keuangan nasional dapat berbeda secara signifikan dari suatu negara ke negara lain karena prinsip-prinsip akuntansi tersebut dibentuk oleh lingkungan sosial ekonomi yang berbeda. Selain itu terdapat pilihan kurs nilai tukar yang digunakan untuk mengkonversi akun-akun luar negeri ke dalam satu mata uang pelaporan.
Manajer keuanagn dan akuntan juga hasrus memahami pengaruh kompleksitas lingkungan pengukuran akuntansi suatu perusahaan multinasional, memahami pengaruh perubahan akuntansi suatu perusahaan multinasional, memahami pengaruh perubahan nilai tukar dan tingkat inflasi merupakan hal penting, memiliki pengetahuan mengenai hukum pajak dan nilai mata uang untuk usaha yang beroperasi dilebih satu negara.
Kompetisi Global
Faktor lain yang turut menyumbangkan semakin pentingnya akuntansi internasional adalah fenomena kompetisi global. Penentuan acuan (benchmarking), suatu tindakan untuk membandingkan kinerja satu pihak dengan suatu standar yang memadai bukan hal yang baru, tetapi standar perbandingan yang digunakan kini melampaui batas-batas nasional adalah sesuatu yang baru.
Merger dan Akuisisi Lintas Batas
Merger umumnya diringkas dengan istilah sinergi operasi atau skala ekonomi, akuntansi memainkan peranan yang penting dalam mega konsolidasi ini karena angka-angka yang dihasilkan akuntansi bersifat mendasar dalam proses penilaian perusahaan. Perbedaan pengukuran nasional dapat memperumit proses panilaian perusahaan.
Sebagai contoh, penilaian perusahaan sering kali didasarkan pada faktor-faktor berbasis harga (price), seperti rasio harga atas laba (P/E). Pendekatan disini adalah untuk menurunkan rata-rata faktor P/E untuk perusahaan yang sebanding dalam industri dan penerapan faktor ini atas laba yang dilaporkan oleh perusahaan yang sedang diniali untuk menghasilkan harga tawaran yang memadai.
Perhatian utama perusahaan yang melakukan akuisisi ketika sedang memberikan tawaran atas terget akuisisi asing adalah sejauh apa faktor E (laba-earnings) dalam ukuran P/E ini merupakan refleksi sesungguhnya dari variabel yang sedang diukur, bila dibandingkan dengan hasil dari perbedaan pengukuran akuntansi.
Inovasi Keuangan
Manajemen resiko telah menjadsi istilah yang popular dalam lingkungan perusahaan dan menajemen. Dengan deregulasi pasar keuangan dan pengendalian modal yang terus dilakukan, vollatilitas dalam harga komoditas, valuta asing kredit dan ekuitas menjadi hal yang biasa saat ini. Berdasarkan kondisi dunia saat ini keunagan perlu menyadari resiko yang mereka hadapi, memutuskan resiko mana yang perlu dilindungi dan mengevaluasi haisl strategi manajemen risiko yang dijalankan. Meskipun kemajuan teknologi memungkinkan pergeseran risiko keuangan ke pihak lain, tetapi beban untuk mengukur risiko antar pihak tidak dapat dialihkan dan sekarang berasa pihak sekelompok besar antar pihak tidak dapat dialihkan dan sekarang berada dipihak sekelompok besar pelaku pasar yang ada si negara lain.
Internasionalisme Pasar Modal
Faktor yang banyak menyumbang perhatian lebih terhadap akuntansi internasional dikalangan eksekutif perusahaan, investor, regulator pasar, pembuat standar akuntansi akuntansi dan para pendidik ilmu bisnis adalah internasionalisasi pasar modal seluruh dunia.
Federasi Pasar Modal Dunia ( Word Federation of Exchnages ) melaporan bahwa perusahaan domestik mencatat sahamnya meningkat di beberapa pasar dan menurun dibeberapa pasar lainnya selama masa-masa dekade sekarang, yang sebagian disebabkan oleh merger dan akuisisi, yang juga berakibat pada penghapusan pencatatan sahaam (delisting) yang dilakukan beberapa perusahaan yang terkait.
Tiga wilayah pasar ekuitas terbesar adalah, Amerika Utara, Asia Pasifik dan Eropa.
Amerika Utara
Ekonomi AS dan pasar sahamnya mengalami pertumbuhan tanpa henti selama tahun 1990 pada tahun 2000, baik NYSE maupun Nasdaq mendominasi bursa efek lain diseluruh dunia dalam hal kapitalisasi pasar, nilai perdaganag saham domestik, nilai perdagangan saham asing, modal yang diperoleh perusahaan yang baru terdaftar, jumlah perusahaan domestik ynag mencatatkan saham dan jumlah perusahaan asing yang mencatatkan sahamnya.
Asia
Asia diperkirakan akan menjadi wilayah pasar ekuitas terpenting. RRC (Republik Rakyat Cina) muncul sebgai perekonomian global utama dan negara-negara “Macan Asia” mengalami pertumbuhan dan pembangunan yang fenomenal.
Beberapa krisis kauangan di Asia menunjukkan kerentanan dan ketidakmatanagn perekonomian di Asia dan memperlambat pertumbuhan pasar modal di wilayah ini. Ditambah lagi pendapat dari kritikus mengenai lemahnya pengukuran akuntansi, pengungkapan dan stansar auditing serta pengawasan dan penegakan implementasi standar tersebut.
Namun demikian prospek pertumbuhan masa depan dalam pasar ekuitas Asia tampak kuat. Kapitalisasi pasar sebagai presentase dari produk domestik bruto (Gross Domestic Product-GDP) di Asia terbilang rendah dibandingkan Amerika Serikat dan beberapa pasar utama Eropa, yang menunjukkan bahwa pasar ekuitas dapat memainkan peranan yang lebih besar di perekonomian Asia.
Eropa Barat
Eropa adalah wilayah pasar ekuitas terbesar kedua di dunia dalam hal kapitalisasi pasar dan volume perdagangan. Perluasan ekonomi secara signifikan turut mengumbangkan pertumbuhan pasar ekuitas yang cepat selama paruh kedua tahun 1990-an.
Faktor terkait di Eropa continental adalah perubahan perlahan menuju orientasi ekuitas yang sudah lama menjadi ciri-ciri pasar ekuitas London dan Amerika Utara.
Pasar Ekuitas Eropa
Pasar modal Eropa sedang mengalami perubahan besar dalam waktu singkat ekonomi di dalam Uni Eropa.
Budaya Ekuitas yang abru di Eropa Kontinental
Tumbuhan budaya ekuitas di Eropa merupakan dasar untuk memperkiraan pertumbuhan kelanjutan di pasar ekuitas Eropa.
Persaingan yang intensif di kalangan bursa efek Eropa memicu timbulnya perkembanagn suatu budaya ekuitas, yang kemudian menjadi lebih berorientasi ke investor untuk meningkatkan kredibilitas dan menarik pencatatan saham baru.
Banyak regulator efek dan bursa efek Eropa telah melaksanakan aturan pasar lebih ketat dan memperkuat upaya penegakan aturan.
Meski demikian, persaingan ketat juga menyebabkan bursa efek dan regulator nasional untuk mempermudah aturan pencatatan saham dan memberikan pengecualian khusus bagi perusahaan penerbit saham.
Meski selama tahun 1990-an perusahaan di Eropa Kontinental telah memulai corporate gavernance untuk menarik modal baru dan minat investor, namun banyak perusahaan termasuk diantaranya perusahaan terbesar didunia, masih tertinggal jah pengungkapan dan standar pencatatan saham yang ada di Inggris dan Amerika Utara.
Pencacatan dan Penerbitan Saham Lintas Batas
Gelombang minat melakukan pencatatan saham litas batas yang terjadi di pasar baru Eropa, menunjukkan bukti bahwa perusahaan penerbit shama bermaksud melakukan pencatatan lintas-batas di Eropa untuk memperluas kelompok pemegang saham, meningkatkan kesadaran terhadap produk mereka dan membangun kesadarab masyarakat terhadap perusahaan, khususnya di negara-negara dimana perusahaan memiliki operasi yang signifikan dan pelanggan.
Banyak perusahaan Eropa mengalami kesulitan ketika memutuskan dimana meningkatkan jumlah modal atau mencatatkan sahamnya. Pengetahuan mengenai berbagai pasar ekuitas dengan hukum, aturan dan karakter kelembagaan yang berbeda saat diperlakukan saat ini. Pemahaman mengenai bagaimana karakteristik perusahaan penerbit saham dan bursa efek saling berhubungan juga diperlukan. Negara asal, industri, dan besarnya penawaran perusahaan penerbit saham hanyalah beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan. Biaya dan manfaat kombinasi pasar yang berbeda juga perlu untuk dipahami.
contoh CV Bahasa Inggris
Curriculum Vitae
Personal Details
Full Name : Mavela Anggrainiza Hafsah
Sex : Female
Place, Date of Birth : Jakarta, July 11, 1989
Nationality : Indonesia
Marital Status : Single
Height, Weight : 155 cm, 47 kg
Health : Perfect
Religion : Moslem
Address : Jl. Taruna 1 Barat, RT 018 RW 005, no.41, Cibubur
Mobile : 085695952010
Phone : 02192788379
E-mail : mavelahafsah@yahoo.com
Educational Background
1995 - 2001 : Elementary School No.1 Cibubur, Jakarta
2001 - 2004 : Junior High School No.147, Jakarta
2004 - 2007 : Senior High School No.106, Jakarta
2007 : Gunadarma University
Course & Education
2009 : Selling workshop at Gunadarma University, Depok
2010 : Kursus Brevet A at Gunadarma University, Depok
Personal Details
Full Name : Mavela Anggrainiza Hafsah
Sex : Female
Place, Date of Birth : Jakarta, July 11, 1989
Nationality : Indonesia
Marital Status : Single
Height, Weight : 155 cm, 47 kg
Health : Perfect
Religion : Moslem
Address : Jl. Taruna 1 Barat, RT 018 RW 005, no.41, Cibubur
Mobile : 085695952010
Phone : 02192788379
E-mail : mavelahafsah@yahoo.com
Educational Background
1995 - 2001 : Elementary School No.1 Cibubur, Jakarta
2001 - 2004 : Junior High School No.147, Jakarta
2004 - 2007 : Senior High School No.106, Jakarta
2007 : Gunadarma University
Course & Education
2009 : Selling workshop at Gunadarma University, Depok
2010 : Kursus Brevet A at Gunadarma University, Depok
tragedi bhopal
Tragedi Bhopal
Tragedi Bhopal pada 1984 adalah musibah industri terburuk dalam sejarah dunia. Ia diakibatkan pengeluaran 40 metrik ton metil isosianat (MIC) secara tak sengaja dari pabrik pestisida Union Carbide yang terletak di kota Bhopal, di negara bagian Madhya Pradesh di India.
Pabrik tersebut dibuka pada 1969 dan diperluas untuk menghasilkan karbaril pada 1979. MIC merupakan perantara dalam pemhasilan karbaril.
Kecelakaan ini langsung menewaskan ribuan jiwa dan melukai antara 150.000 hingga 600.000 lainnya—15.000 di antaranya kemudian meninggal dari luka-luka tersebut. Ada yang menyebutkan jumlah kematian yang lebih tinggi.
Penyebabnya adalah dimasukkannya air ke dalam tangki-tangki berisi MIC. Reaksi yang kemudian terjadi menghasilkan banyak gas beracun dan memaksa pengeluaran tekanan secara darurat. Gasnya keluar sementara penggosok kimia yang seharusnya menetralisir gas tersebut sedang dimatikan untuk perbaikan. Penyelidikan yang dilakukan menyatakan bahwa beberapa langkah keselamatan lainnya tidak dijalankan dan standar operasi di pabrik tersebut tidak sesuai dengan standar di pabrik Union Carbide lainnya. Selain itu, ada kemungkinan langkah-langkah keselamatan tersebut dibiarkan sebagai bagian dari "prosedur penghematan" yang dilakukan perusahaan tersebut di pabrik itu.
Sebuah penyelidikan BBC pada 2004 memastikan bahwa kontaminasi masih terus berlangsung.
25 TAHUN TRAGEDI BHOPAL Setengah Juta Warga India Minum Air Beracun
Tepat 25 tahun yang lalu, tangki penyimpanan gas pabrik pestisida di Bhopal, India, bocor. Ini menyebabkan 27 ton gas methyl isocyanate lepas ke udara. Situs The History Channel yang dilansir vivanews.com mengungkapkan, bahwa gas beracun dari pabrik Union Carbide tersebut naik ke langit, membentuk kumpulan awan yang menyelimuti kota Bhopal. Lebih dari 3.000 warga tewas akibat menghirup gas beracun. Selain itu, 50.000 lainnya dirawat karena mengalami keracunan.
Tragedi Bhopal merupakan salah satu insiden industri paling mematikan di dunia. Lebih dari 500.000 penduduk terkena dampak gas beracun. 120.000 Di antaranya bahkan menderita berbagai penyakit, seperti kebutaan, kesulitan bernafas, serta kerusakan ginjal dan hati. Pemerintah India segera menutup pabrik Union Carbide tidak lama setelah insiden dan menahan tiga petingginya. Pada tahun 1989, Union Carbide membayar 470 miliar dolar AS kepada pemerintah India sebagai dana kompensasi insiden.
Pada Oktober 2004, Mahkamah Agung India menyetujui rencana kompensasi yang akan membayarkan ganti rugi sebesar 350 juta dolar AS kepada lebih dari 570.000 korban bencana.
Lahir Cacat Namun, tragedi yang sudah lewat 25 tahun itu rupanya masih menebar maut. Gas kimia yang bocor itu meracuni 500.000 penduduk setempat. Air yang mereka minum masih mengandung kadar racun yang tinggi dan anak-anak mereka pun lahir cacat.
Studi Medis Bhopal (BMA) yang berpusat di Inggris melaporkan bahwa bencana itu masih menyisakan level toksin yang tinggi. Kandungan zat beracun carbon tetrachloride dari air tanah di Bhopal masih 900-2.400 kali lebih tinggi dari ambang batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia. Selain itu, kadar chloroform dari air tanah itu dua kali lipat lebih besar dari batas maksimal yang ditetapkan Badan Perlindungan Lingkungan Hidup AS.
“Pabrik mengeluarkan porsi sampah beracun yang sangat besar,” ungkap Colin Toogood Pemimpin Studi Ilmiah BMA. “Di beberapa bagian pabrik dengan kedalaman tanah 100 meter ditemukan kadar racun mencapai 100 persen. Ada juga area di mana kita bisa menemukan sampah merkuri di atas permukaan tanah,” kata Toogood. Sementara itu, ratusan ribu orang lainnya menderita penyakit kronis jangka panjang. Akibatnya, banyak anak yang lahir 25 tahun setelah kejadian terinfeksi gas beracun.
Pengakuan Pekerja BHOPAL
BHOPAL, KOMPAS.com — TR Chouhan berjalan melewati sisa pabrik pestisida Union Carbide yang berkarat di Bhopal, India. "Saya sering ke sini," katanya. "Kami dulu bekerja di sini, sekarang beginilah kondisi pabrik ini. Rasanya sangat menyakitkan."
Chouhan mantan pekerja pabrik itu berusia 10 tahun ketika bencana terjadi 25 tahun lalu. Tidak lama selepas tengah malam pada 3 Desember 1984, awan gas metil melayang-layang di atmosfer Bhopal. Di luar tembok pabrik, ketenangan warga dengan cepat menjadi kekacauan. "Semua orang mulai berteriak, 'Ada kebocoran gas, ada kebocaran gas!' Maka kami mulai berlari," kenang seorang warga Bhopal, Bashiran Bi, seperti dikutip CNN, Kamis. "Saat kami melangkah ke luar rumah, tidak ada ruang di jalanan," kata Hamid Qureshi, saksi hidup yang lain. "Kekacauan di mana-mana. Orang berlari ke segala arah." Dalam waktu beberapa jam saja, lebih dari 3.000 orang tewas. Ribuan lainnya tewas pada hari-hari, bulan-bulan, dan tahun-tahun berikutnya. "Orang masih terus meninggal (akibat bencana itu)," kata Satinath Sarangi, pengelola Sambhavna Trust Clinic. "Bulan ini, minggu ini, seseorang bisa saja meninggal karena paparan yang terjadi pada tahun 1984 itu, dan masih ada 100.000 orang atau lebih yang sedang menderita sakit kronis." Klinik Sarangi melakukan kegiatan amal dengan menyediakan perawatan dan pengobatan gratis bagi korban yang masih hidup. Lebih dari 150 pasien datang setiap hari. Lebih dari 22.000 orang terdaftar sebagai pasien dengan perawatan jangka panjang. Sarangi masuk ke Bhopal segera setelah bencana itu terjadi. Semula ia memperkirakan pekerjaannya hanya untuk sekitar seminggu. Faktanya, dia berada di sana sejak saat itu hingga kini.
Hal yang sama dialami Abdul Jabbar yang memimpin demonstrasi publik atas nama korban gas, tak lama setelah bencana. Dia mendampingi mereka sejak saat itu. Jabbar merupakan kepala dari Bhopal Gas-Affected Working Womens' Union yang anggotanya melakukan pertemuan rutin di taman publik setiap Sabtu. Mereka menyerukan perlawanan terhadap ketidakadilan kepada siapa saja yang mau mendengarkan. "Kami telah melakukan lebih dari 5.000 kali unjuk rasa di sini," kata Jabbar. "Kami melakukan protes terhadap negara dan siapa saja yang terkait." Tuntutan utama Jabbar mendorong para aktivis lain. Mereka menginginkan lebih banyak pengobatan dan bantuan keuangan. Mereka menginginkan seseorang yang membersihkan bekas pabrik Union Carbide yang sudah bobrok. Mereka menginginkan seseorang dituntut secara kriminal atas bencana itu.
Korporasi Union Carbide yang berbasis di Amerika Serikat (AS) telah membayar biaya settlement sebesar 470 juta dollar AS tahun 1989. Setelah itu, korporasi tersebut menghindar dari segala kewajiban atau tanggung jawabnya untuk membersihkan tempat itu. Dalam sebuah pernyataan tertulis kepada CNN, juru bicara Union Carbide, Tomm Sprick, mengatakan, "Pemahaman kami adalah bahwa pemerintah pusat dan negara bagian India telah memiliki rencana untuk membersihkan tempat itu dan kami berharap mereka akan melanjutkannya dengan rencana-rencana remediasi.". Dua belas tahun setelah bencana, Union Carbide menjadi bagian dari Dow Chemical Corporation. Dow juga menolak permintaan untuk membersihkan situs Bhopal. "Faktanya, Dow tidak pernah memiliki atau mengoperasikan fasilitas di Bhopal," tulis juru bicara Dow, Scot Wheeler, dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke CNN.
Kembali ke lahan pabrik itu, Chouhan menunjuk ke arah rawa. "Ini merupakan tempat pembuangan limbah pabrik Union Carbide," ungkapnya. "Bahkan sampai hari ini, ada banyak zat kimia di sini, yang terus-menerus mencemari air tanah." Namun, Union Carbide dan banyak pegawai pemerintah lokal menegaskan, tidak ada bukti meyakinkan tentang air tanah yang tercemar. Namun, Chouhan tidak setuju. "Bau air yang keluar dari sumur pompa warga sekitar sini sama dengan bau yang dapat Anda rasakan saat berdiri di sini, sekarang ini." Chouhan, sebagaimana Sarangi dan Jabbar, mengaku berkomitmen untuk memastikan bahwa bencana itu tidak pernah dilupakan. "Jika kita tidak belajar dari kasus ini," ia mengingatkan, "maka besok Bhopal yang lain akan terjadi." "Dengan berlalunya waktu, kami mencoba untuk melupakan banyak hal," tambah Jabbar. Banyak orang berpikir, kata Sarangi, bencana itu merupakan sesuatu yang mengerikan. Namun, itu terjadi di masa lalu, dan mereka telah dibayar dengan uang banyak. Sekarang segala sesuatunya baik-baik saja. "Jadi, berita pertamanya adalah kita harus berhenti (mempersoalkan), yang justru merupakan berita sedih: bencana itu masih berlangsung."
Vonis Pertama Tragedi Gas Bhopal 1984
Hampir 26 tahun setelah awan gas mematikan keluar dari sebuah pabrik pestisida mencekik masyarakat Bhopal, India dengan asap beracun. Hari Senin (7/06) lalu sebuah pengadilan India menyatakan delapan warga India bersalah atas kelalaian tersebut.
Tujuh terdakwa dikenakan denda dan hukuman maksimum dua tahun penjara, sedangkan terdakwa kedelapan yang dituntut sudah meninggal dunia. Pengadilan tidak menyebut menuntut Warren Anderson, warga Amerika yang merupakan Pemimpin Perusahaan Union Carbide (UCC) dan pemilik pabrik tersebut saat bencana itu terjadi pada tahun 1984.
Anderson adalah salah satu dari sembilan orang yang dituduh oleh pemerintah India pada tahun 1987. Dia melarikan diri ke Amerika Serikat dan menolak untuk muncul di pengadilan. Upaya untuk mengekstradisi warga Amerika itu mengalami kegagalan.
Putusan pengadilan itu telah menimbulkan kemarahan kelompok hak asasi manusia. Amnesty International (AI) mendesak pemerintah Amerika Serikat dan India untuk mengambil langkah-langkah bagi keadilan semua pihak. "Kami merasa marah dan dikhianati. Ini bukan keadilan. Ini adalah parodi keadilan, "kata Hazra Bee dari Kampanye Internasional untuk Keadilan di Bhopal dalam sebuah pernyataan pers. "Hukuman remeh ini adalah sebuah tamparan bagi penderitaan para korban Bhopal," kata Bee, yang menjanjikan bahwa korban akan menantang keputusan tersebut pada lembaga hukum yang lebih tinggi. "Hasil Keputusan pengadilan bagi terdakwa warga India dalam kasus ini jelas tidak cukup. Pemerintah India dan Amerika Serikat harus memastikan bahwa terdakwa asing, termasuk UCC, juga harus diadili," kata direktur Amnesty International bidang Isu Global, Audrey Gaughran dalam siaran pers.
• Kelalaian
Tragedi gas Bhopal telah dianggap sebagai bencana korporat terburuk yang pernah ada. Pada pagi hari tanggal 3 Desember 1984, 40 ton metyl isocyanate (MIC), suatu bahan kimia yang sangat beracun dan mudah menguap, bocor dari wadah penyimpanan di pabrik yang dimiliki oleh Union Carbide India Limited (UCIL), anak perusahaan UCC Amerika.
Perusahaan ini menyimpan MIC dalam jumlah yang lebih besar dari yang direkomendasikan. Dalam upaya untuk memotong biaya, perusahaan telah mematikan pendingin di sekitar bahan kimia, padahal bahan kimia tersebut harus disimpan pada suhu 32 derajat Fahrenheit, demikian keterangan dari Kampanye Internasional untuk Keadilan di Bhopal.
Gas yang bocot tersebut dengan cepat menewaskan 7.000 hingga 10.000 orang. Jumlah ini adalah angka menurut perhitungan Amnesty dan jumlah yang tak terhitung lainnya yang terus bertambah.
Menurut Bhopal Medis Banding (BMA), orang Bhopali mengalami berbagai macam penyakit akibat dari kebocoran gas dan kontaminasi bahan kimia beracun lain yang dikeluarkan pabrik ke air tanah. Sejumlah penyakit itu antara lain kanker, kebutaan, kepincangan, keterbelakangan mental, kelahiran cacat, dan kesulitan reproduksi.
• Kompensasi
UCC ikut berpartisipasi dalam upaya bantuan cepat dan membayar biaya penyelesaian sebesar $ 470.000.000. Dalam sebuah pernyataan, UCC mengklaim bahwa kebocoran itu adalah hasil dari sabotase yang disengaja. Namun menurut Kampanye Internasional untuk Keadilan di Bhopal, klaim yang dikatakan UCC tersebut tidak pernah terbukti.
Michigan adalah basis Dow Chemicals, yang membeli UCC pada tahun 2001. Perusahaan ini menyangkal bertanggung jawab lebih lanjut atas kondisi ini. Ia mengklaim semua kasus telah diselesaikan. Sebuah pernyataan di situs Dow mengkutip sebuah sumber media India dari tahun 2006 yang mengatakan, "Semua kasus klaim kompensasi awal oleh para korban tragedi gas Bhopal 1984 telah diselesaikan. ... Dengan selesainya klaim kompensasi awal dan petisi revisi, tidak ada kasus yang ditunda."
Setelah Seperempat Abad, Kasus Bhopal Kembali Dibuka
Relawan membopong korban Tragedi Bhopal, India tahun 1984
Puluhan tahun berlalu, kasus hukum atas tragedi Bhopal yang menewaskan 15 ribu orang lebih masih terkatung-katung. Hari ini, sebuah pengadilan India menghukum tujuh karyawan senior mantan anak perusahaan Union Carbide di India dengan dakwaan "kematian oleh kelalaian" untuk peran mereka dalam tragedi gas Bhopal lebih dari seperempat abad yang lalu. Tragedi itu merupakan bencana industri terburuk dalam sejarah dunia. Perusahaan itu, Union Carbide India Ltd, juga dinyatakan bersalah dengan dakwaan sama. Sayangnya, perusahaan itu tidak lagi ada. Para mantan karyawan yang diadili, banyak dari mereka kini berusia 70-an tahun, menghadapi hukuman dua tahun penjara. Namun hakim tak mengumumkan hukuman atas masing-masing.
Para korban selamat dan keluarga keluarga yang tewas, bersama dengan aktivis hak azasi, berkumpul di kota itu dan meneriakkan slogan-slogan mengatakan putusan itu terlalu kecil dan terlambat.
Pada 3 Desember 1984, pabrik pestisida dijalankan oleh Union Carbide bocor dan sekitar 40 ton gas methyl isocyanate mematikan mencemari udara kota Bhopal di India tengah, dan seketika membunuh sekitar 4.000 orang. Pengaruh sisa-sisa racun menyebabkan korban tewashingga mencapai 15 ribu orang selama beberapa tahun.
Aktivis lokal bersikeras bilangan korban yang sesungguhnya hampir dua kali lipat, dan mengatakan perusahaan dan pemerintah telah gagal untuk membersihkan bahan kimia beracun di pabrik, yang ditutup setelah kecelakaan itu. Proses pengadilan kasus ini berjalan sangat lamban dan tidak efektif.
India Central Bureau of Investigation, badan atas investigasi di negara itu, awalnya menuduh 12 terdakwa: delapan pejabat senior perusahaan India; Warren Anderson, kepala Union Carbide Corp pada saat gas bocor, perusahaan itu sendiri, dan dua anak perusahaan. Tujuh dari delapan pejabat perusahaan India divonis Senin. Yang lainnya sudah meninggal. Anderson dan Union Carbide tidak pernah muncul di pengadilan.
Union Carbide yang dibeli oleh Dow Chemical Co pada tahun 2001. Dow mengatakan kasus hukum itu diselesaikan pada tahun 1989 ketika Union Carbide diselesaikan dengan pemerintah India dengan nilai 470 juta dolar AS, dan bahwa semua tanggung jawab untuk pabrik tersebut sekarang terletak pada pemerintah negara bagian Madhya Pradesh, yang kini memiliki situs bekas bencana itu.
Juli lalu, pengadilan yang sama di Bhopal telah mengeluarkan surat perintah penangkapan atas Anderson dan juga memerintahkan pemerintah India untuk menekan Washington untuk ekstradisi orang Amerika itu. Hakim tidak menjelaskan mengapa Anderson atau perusahaan kimia Amerika tidak diadili secara in absentia. Anderson ditahan sebentar segera setelah bencana terjadi, namun ia segera meninggalkan negara itu dan sekarang tinggal di New York.
Tragedi Bhopal pada 1984 adalah musibah industri terburuk dalam sejarah dunia. Ia diakibatkan pengeluaran 40 metrik ton metil isosianat (MIC) secara tak sengaja dari pabrik pestisida Union Carbide yang terletak di kota Bhopal, di negara bagian Madhya Pradesh di India.
Pabrik tersebut dibuka pada 1969 dan diperluas untuk menghasilkan karbaril pada 1979. MIC merupakan perantara dalam pemhasilan karbaril.
Kecelakaan ini langsung menewaskan ribuan jiwa dan melukai antara 150.000 hingga 600.000 lainnya—15.000 di antaranya kemudian meninggal dari luka-luka tersebut. Ada yang menyebutkan jumlah kematian yang lebih tinggi.
Penyebabnya adalah dimasukkannya air ke dalam tangki-tangki berisi MIC. Reaksi yang kemudian terjadi menghasilkan banyak gas beracun dan memaksa pengeluaran tekanan secara darurat. Gasnya keluar sementara penggosok kimia yang seharusnya menetralisir gas tersebut sedang dimatikan untuk perbaikan. Penyelidikan yang dilakukan menyatakan bahwa beberapa langkah keselamatan lainnya tidak dijalankan dan standar operasi di pabrik tersebut tidak sesuai dengan standar di pabrik Union Carbide lainnya. Selain itu, ada kemungkinan langkah-langkah keselamatan tersebut dibiarkan sebagai bagian dari "prosedur penghematan" yang dilakukan perusahaan tersebut di pabrik itu.
Sebuah penyelidikan BBC pada 2004 memastikan bahwa kontaminasi masih terus berlangsung.
25 TAHUN TRAGEDI BHOPAL Setengah Juta Warga India Minum Air Beracun
Tepat 25 tahun yang lalu, tangki penyimpanan gas pabrik pestisida di Bhopal, India, bocor. Ini menyebabkan 27 ton gas methyl isocyanate lepas ke udara. Situs The History Channel yang dilansir vivanews.com mengungkapkan, bahwa gas beracun dari pabrik Union Carbide tersebut naik ke langit, membentuk kumpulan awan yang menyelimuti kota Bhopal. Lebih dari 3.000 warga tewas akibat menghirup gas beracun. Selain itu, 50.000 lainnya dirawat karena mengalami keracunan.
Tragedi Bhopal merupakan salah satu insiden industri paling mematikan di dunia. Lebih dari 500.000 penduduk terkena dampak gas beracun. 120.000 Di antaranya bahkan menderita berbagai penyakit, seperti kebutaan, kesulitan bernafas, serta kerusakan ginjal dan hati. Pemerintah India segera menutup pabrik Union Carbide tidak lama setelah insiden dan menahan tiga petingginya. Pada tahun 1989, Union Carbide membayar 470 miliar dolar AS kepada pemerintah India sebagai dana kompensasi insiden.
Pada Oktober 2004, Mahkamah Agung India menyetujui rencana kompensasi yang akan membayarkan ganti rugi sebesar 350 juta dolar AS kepada lebih dari 570.000 korban bencana.
Lahir Cacat Namun, tragedi yang sudah lewat 25 tahun itu rupanya masih menebar maut. Gas kimia yang bocor itu meracuni 500.000 penduduk setempat. Air yang mereka minum masih mengandung kadar racun yang tinggi dan anak-anak mereka pun lahir cacat.
Studi Medis Bhopal (BMA) yang berpusat di Inggris melaporkan bahwa bencana itu masih menyisakan level toksin yang tinggi. Kandungan zat beracun carbon tetrachloride dari air tanah di Bhopal masih 900-2.400 kali lebih tinggi dari ambang batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia. Selain itu, kadar chloroform dari air tanah itu dua kali lipat lebih besar dari batas maksimal yang ditetapkan Badan Perlindungan Lingkungan Hidup AS.
“Pabrik mengeluarkan porsi sampah beracun yang sangat besar,” ungkap Colin Toogood Pemimpin Studi Ilmiah BMA. “Di beberapa bagian pabrik dengan kedalaman tanah 100 meter ditemukan kadar racun mencapai 100 persen. Ada juga area di mana kita bisa menemukan sampah merkuri di atas permukaan tanah,” kata Toogood. Sementara itu, ratusan ribu orang lainnya menderita penyakit kronis jangka panjang. Akibatnya, banyak anak yang lahir 25 tahun setelah kejadian terinfeksi gas beracun.
Pengakuan Pekerja BHOPAL
BHOPAL, KOMPAS.com — TR Chouhan berjalan melewati sisa pabrik pestisida Union Carbide yang berkarat di Bhopal, India. "Saya sering ke sini," katanya. "Kami dulu bekerja di sini, sekarang beginilah kondisi pabrik ini. Rasanya sangat menyakitkan."
Chouhan mantan pekerja pabrik itu berusia 10 tahun ketika bencana terjadi 25 tahun lalu. Tidak lama selepas tengah malam pada 3 Desember 1984, awan gas metil melayang-layang di atmosfer Bhopal. Di luar tembok pabrik, ketenangan warga dengan cepat menjadi kekacauan. "Semua orang mulai berteriak, 'Ada kebocoran gas, ada kebocaran gas!' Maka kami mulai berlari," kenang seorang warga Bhopal, Bashiran Bi, seperti dikutip CNN, Kamis. "Saat kami melangkah ke luar rumah, tidak ada ruang di jalanan," kata Hamid Qureshi, saksi hidup yang lain. "Kekacauan di mana-mana. Orang berlari ke segala arah." Dalam waktu beberapa jam saja, lebih dari 3.000 orang tewas. Ribuan lainnya tewas pada hari-hari, bulan-bulan, dan tahun-tahun berikutnya. "Orang masih terus meninggal (akibat bencana itu)," kata Satinath Sarangi, pengelola Sambhavna Trust Clinic. "Bulan ini, minggu ini, seseorang bisa saja meninggal karena paparan yang terjadi pada tahun 1984 itu, dan masih ada 100.000 orang atau lebih yang sedang menderita sakit kronis." Klinik Sarangi melakukan kegiatan amal dengan menyediakan perawatan dan pengobatan gratis bagi korban yang masih hidup. Lebih dari 150 pasien datang setiap hari. Lebih dari 22.000 orang terdaftar sebagai pasien dengan perawatan jangka panjang. Sarangi masuk ke Bhopal segera setelah bencana itu terjadi. Semula ia memperkirakan pekerjaannya hanya untuk sekitar seminggu. Faktanya, dia berada di sana sejak saat itu hingga kini.
Hal yang sama dialami Abdul Jabbar yang memimpin demonstrasi publik atas nama korban gas, tak lama setelah bencana. Dia mendampingi mereka sejak saat itu. Jabbar merupakan kepala dari Bhopal Gas-Affected Working Womens' Union yang anggotanya melakukan pertemuan rutin di taman publik setiap Sabtu. Mereka menyerukan perlawanan terhadap ketidakadilan kepada siapa saja yang mau mendengarkan. "Kami telah melakukan lebih dari 5.000 kali unjuk rasa di sini," kata Jabbar. "Kami melakukan protes terhadap negara dan siapa saja yang terkait." Tuntutan utama Jabbar mendorong para aktivis lain. Mereka menginginkan lebih banyak pengobatan dan bantuan keuangan. Mereka menginginkan seseorang yang membersihkan bekas pabrik Union Carbide yang sudah bobrok. Mereka menginginkan seseorang dituntut secara kriminal atas bencana itu.
Korporasi Union Carbide yang berbasis di Amerika Serikat (AS) telah membayar biaya settlement sebesar 470 juta dollar AS tahun 1989. Setelah itu, korporasi tersebut menghindar dari segala kewajiban atau tanggung jawabnya untuk membersihkan tempat itu. Dalam sebuah pernyataan tertulis kepada CNN, juru bicara Union Carbide, Tomm Sprick, mengatakan, "Pemahaman kami adalah bahwa pemerintah pusat dan negara bagian India telah memiliki rencana untuk membersihkan tempat itu dan kami berharap mereka akan melanjutkannya dengan rencana-rencana remediasi.". Dua belas tahun setelah bencana, Union Carbide menjadi bagian dari Dow Chemical Corporation. Dow juga menolak permintaan untuk membersihkan situs Bhopal. "Faktanya, Dow tidak pernah memiliki atau mengoperasikan fasilitas di Bhopal," tulis juru bicara Dow, Scot Wheeler, dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke CNN.
Kembali ke lahan pabrik itu, Chouhan menunjuk ke arah rawa. "Ini merupakan tempat pembuangan limbah pabrik Union Carbide," ungkapnya. "Bahkan sampai hari ini, ada banyak zat kimia di sini, yang terus-menerus mencemari air tanah." Namun, Union Carbide dan banyak pegawai pemerintah lokal menegaskan, tidak ada bukti meyakinkan tentang air tanah yang tercemar. Namun, Chouhan tidak setuju. "Bau air yang keluar dari sumur pompa warga sekitar sini sama dengan bau yang dapat Anda rasakan saat berdiri di sini, sekarang ini." Chouhan, sebagaimana Sarangi dan Jabbar, mengaku berkomitmen untuk memastikan bahwa bencana itu tidak pernah dilupakan. "Jika kita tidak belajar dari kasus ini," ia mengingatkan, "maka besok Bhopal yang lain akan terjadi." "Dengan berlalunya waktu, kami mencoba untuk melupakan banyak hal," tambah Jabbar. Banyak orang berpikir, kata Sarangi, bencana itu merupakan sesuatu yang mengerikan. Namun, itu terjadi di masa lalu, dan mereka telah dibayar dengan uang banyak. Sekarang segala sesuatunya baik-baik saja. "Jadi, berita pertamanya adalah kita harus berhenti (mempersoalkan), yang justru merupakan berita sedih: bencana itu masih berlangsung."
Vonis Pertama Tragedi Gas Bhopal 1984
Hampir 26 tahun setelah awan gas mematikan keluar dari sebuah pabrik pestisida mencekik masyarakat Bhopal, India dengan asap beracun. Hari Senin (7/06) lalu sebuah pengadilan India menyatakan delapan warga India bersalah atas kelalaian tersebut.
Tujuh terdakwa dikenakan denda dan hukuman maksimum dua tahun penjara, sedangkan terdakwa kedelapan yang dituntut sudah meninggal dunia. Pengadilan tidak menyebut menuntut Warren Anderson, warga Amerika yang merupakan Pemimpin Perusahaan Union Carbide (UCC) dan pemilik pabrik tersebut saat bencana itu terjadi pada tahun 1984.
Anderson adalah salah satu dari sembilan orang yang dituduh oleh pemerintah India pada tahun 1987. Dia melarikan diri ke Amerika Serikat dan menolak untuk muncul di pengadilan. Upaya untuk mengekstradisi warga Amerika itu mengalami kegagalan.
Putusan pengadilan itu telah menimbulkan kemarahan kelompok hak asasi manusia. Amnesty International (AI) mendesak pemerintah Amerika Serikat dan India untuk mengambil langkah-langkah bagi keadilan semua pihak. "Kami merasa marah dan dikhianati. Ini bukan keadilan. Ini adalah parodi keadilan, "kata Hazra Bee dari Kampanye Internasional untuk Keadilan di Bhopal dalam sebuah pernyataan pers. "Hukuman remeh ini adalah sebuah tamparan bagi penderitaan para korban Bhopal," kata Bee, yang menjanjikan bahwa korban akan menantang keputusan tersebut pada lembaga hukum yang lebih tinggi. "Hasil Keputusan pengadilan bagi terdakwa warga India dalam kasus ini jelas tidak cukup. Pemerintah India dan Amerika Serikat harus memastikan bahwa terdakwa asing, termasuk UCC, juga harus diadili," kata direktur Amnesty International bidang Isu Global, Audrey Gaughran dalam siaran pers.
• Kelalaian
Tragedi gas Bhopal telah dianggap sebagai bencana korporat terburuk yang pernah ada. Pada pagi hari tanggal 3 Desember 1984, 40 ton metyl isocyanate (MIC), suatu bahan kimia yang sangat beracun dan mudah menguap, bocor dari wadah penyimpanan di pabrik yang dimiliki oleh Union Carbide India Limited (UCIL), anak perusahaan UCC Amerika.
Perusahaan ini menyimpan MIC dalam jumlah yang lebih besar dari yang direkomendasikan. Dalam upaya untuk memotong biaya, perusahaan telah mematikan pendingin di sekitar bahan kimia, padahal bahan kimia tersebut harus disimpan pada suhu 32 derajat Fahrenheit, demikian keterangan dari Kampanye Internasional untuk Keadilan di Bhopal.
Gas yang bocot tersebut dengan cepat menewaskan 7.000 hingga 10.000 orang. Jumlah ini adalah angka menurut perhitungan Amnesty dan jumlah yang tak terhitung lainnya yang terus bertambah.
Menurut Bhopal Medis Banding (BMA), orang Bhopali mengalami berbagai macam penyakit akibat dari kebocoran gas dan kontaminasi bahan kimia beracun lain yang dikeluarkan pabrik ke air tanah. Sejumlah penyakit itu antara lain kanker, kebutaan, kepincangan, keterbelakangan mental, kelahiran cacat, dan kesulitan reproduksi.
• Kompensasi
UCC ikut berpartisipasi dalam upaya bantuan cepat dan membayar biaya penyelesaian sebesar $ 470.000.000. Dalam sebuah pernyataan, UCC mengklaim bahwa kebocoran itu adalah hasil dari sabotase yang disengaja. Namun menurut Kampanye Internasional untuk Keadilan di Bhopal, klaim yang dikatakan UCC tersebut tidak pernah terbukti.
Michigan adalah basis Dow Chemicals, yang membeli UCC pada tahun 2001. Perusahaan ini menyangkal bertanggung jawab lebih lanjut atas kondisi ini. Ia mengklaim semua kasus telah diselesaikan. Sebuah pernyataan di situs Dow mengkutip sebuah sumber media India dari tahun 2006 yang mengatakan, "Semua kasus klaim kompensasi awal oleh para korban tragedi gas Bhopal 1984 telah diselesaikan. ... Dengan selesainya klaim kompensasi awal dan petisi revisi, tidak ada kasus yang ditunda."
Setelah Seperempat Abad, Kasus Bhopal Kembali Dibuka
Relawan membopong korban Tragedi Bhopal, India tahun 1984
Puluhan tahun berlalu, kasus hukum atas tragedi Bhopal yang menewaskan 15 ribu orang lebih masih terkatung-katung. Hari ini, sebuah pengadilan India menghukum tujuh karyawan senior mantan anak perusahaan Union Carbide di India dengan dakwaan "kematian oleh kelalaian" untuk peran mereka dalam tragedi gas Bhopal lebih dari seperempat abad yang lalu. Tragedi itu merupakan bencana industri terburuk dalam sejarah dunia. Perusahaan itu, Union Carbide India Ltd, juga dinyatakan bersalah dengan dakwaan sama. Sayangnya, perusahaan itu tidak lagi ada. Para mantan karyawan yang diadili, banyak dari mereka kini berusia 70-an tahun, menghadapi hukuman dua tahun penjara. Namun hakim tak mengumumkan hukuman atas masing-masing.
Para korban selamat dan keluarga keluarga yang tewas, bersama dengan aktivis hak azasi, berkumpul di kota itu dan meneriakkan slogan-slogan mengatakan putusan itu terlalu kecil dan terlambat.
Pada 3 Desember 1984, pabrik pestisida dijalankan oleh Union Carbide bocor dan sekitar 40 ton gas methyl isocyanate mematikan mencemari udara kota Bhopal di India tengah, dan seketika membunuh sekitar 4.000 orang. Pengaruh sisa-sisa racun menyebabkan korban tewashingga mencapai 15 ribu orang selama beberapa tahun.
Aktivis lokal bersikeras bilangan korban yang sesungguhnya hampir dua kali lipat, dan mengatakan perusahaan dan pemerintah telah gagal untuk membersihkan bahan kimia beracun di pabrik, yang ditutup setelah kecelakaan itu. Proses pengadilan kasus ini berjalan sangat lamban dan tidak efektif.
India Central Bureau of Investigation, badan atas investigasi di negara itu, awalnya menuduh 12 terdakwa: delapan pejabat senior perusahaan India; Warren Anderson, kepala Union Carbide Corp pada saat gas bocor, perusahaan itu sendiri, dan dua anak perusahaan. Tujuh dari delapan pejabat perusahaan India divonis Senin. Yang lainnya sudah meninggal. Anderson dan Union Carbide tidak pernah muncul di pengadilan.
Union Carbide yang dibeli oleh Dow Chemical Co pada tahun 2001. Dow mengatakan kasus hukum itu diselesaikan pada tahun 1989 ketika Union Carbide diselesaikan dengan pemerintah India dengan nilai 470 juta dolar AS, dan bahwa semua tanggung jawab untuk pabrik tersebut sekarang terletak pada pemerintah negara bagian Madhya Pradesh, yang kini memiliki situs bekas bencana itu.
Juli lalu, pengadilan yang sama di Bhopal telah mengeluarkan surat perintah penangkapan atas Anderson dan juga memerintahkan pemerintah India untuk menekan Washington untuk ekstradisi orang Amerika itu. Hakim tidak menjelaskan mengapa Anderson atau perusahaan kimia Amerika tidak diadili secara in absentia. Anderson ditahan sebentar segera setelah bencana terjadi, namun ia segera meninggalkan negara itu dan sekarang tinggal di New York.
Langganan:
Postingan (Atom)